Powered by Blogger.

Popular Posts Today

Luar biasa! Indonesia Kalahkan China dan Lolos ke Final Kejuaraan Dunia

Written By Luthfie fadhillah on Saturday, October 26, 2013 | 8:53 PM





JAKARTA, Kompas.com - Tim yunior Indonesia membuat langkah gemilang dengan lolos ke final Kejuaraan Dunia Yunior BWF dengan menundukkan tim China di babak semifinal, Sabtu (26/10/2013).

Dalam pertandingan di Stadion Huamark, Bangkok, Jonatan Christie dkk menang 3-2 atas China setelah melalui pertarungan lima partai yang menegangkan di ajang yang disebut Piala Suhandinata.

Kemenangan tim Indonesia dipastikan ganda camnpuran, Kevin Sanjaya Sukamuljo/Masita Mahmudin yang mampu menampilkan permainan maksimal dan menundukkan ganda campuran China, Huang Kaixiang/Chen Qingchen  dalam rubber game 19-21, 21-16, 21-15.

China unggul lebih dulu melalui ganda putera setelah  Liu Yuchen/Zheng Siwei mengalahkan ganda Indonesia, Kevin Sanjaya/Arya Maulana Aldiartama 21-15, 21-13. 

Namun Indonesia balik unggul 2-1 melalui tunggal puteri dan putera. Hanna Ramadhini memetik poin dengan menang atas Qin Jinjing 21-18, 21-16. Diikuti Jonatan Christie  dengan mengalahkan tunggal putera China, Shi Yuqi 21-14, 21-18.

Namun pertandingan  terpaksa diadakan lima partai setelah China mampu menyamakan kedudukan 2-2 melalui ganda puteri Huang Dongping/Jia Yifan yang mengalahkan Rosyita Eka Puteri Sari/Setyana Daniella Florensia Mapasa  15-21, 21-14, 21-11.

Di babak final, Minggu (27/10/2013), Indonesia akan menghadapi tim Korea yang maju ke final dengan menyingkirkan  Jepang 3-1. Dengan demikian Jepang bertemu China untuk perebutan tempat ketiga.

Kejuaraan dunia yunior BWF ini memperebutkan Piala Suhandinata yang diambil dari tokoh bulu tangkis Indonesia, Suharso Suhandinata.


Sumber : tournamentsoftware



Editor : Tjahjo Sasongko















8:53 PM | 0 komentar | Read More

FPI: Menolak Lurah Susan Harga Mati






JAKARTA, KOMPAS.com - Front Pembela Islam (FPI) menyatakan penolakan mereka terhadap kepemimpinan Lurah Lenteng Agung, Susan Jasmine Zulkifli. Menurut FPI, daerah yang dipimpin Lurah Susan mayoritas berkeyakinan Islam sehingga tidak mungkin Susan mewakilkan aspirasi warga dalam kegiatan keagamaan.

"(FPI) Sangat menolak. Harga mati FPI Jaksel menolak keras adanya Lurah Susan," kata Sekretaris Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Front Pembela Islam (FPI) DKI Jakarta, Habib Novel Bamu'min, saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (26/10/2013).

Beberapa poin yang menjadi dasar penolakan Lurah Susan, lanjut Novel, yakni karena Lenteng Agung mayoritas didiami oleh umat Muslim. Selama ini, kepemimpinan lurah di sana belum pernah dipegang lurah yang beragama non muslim. "Karena memang belum pernah ada yang non Islam," katanya.

Ia menyangsikan kepemimpinan Susan dapat mewakili warga yang mayoritas Muslim. "Sangat tidak mungkin Lurah Susan dapat mewakili aspiratif warganya. Wanita sudah punya keterbatasan, apalagi non Muslim. Kita mau yang bisa di situ, turun langusung ke lapangan, ke masjid, karena di situ ada aktivitas pengajiannya," ujar Novel.

Untuk itu, FPI berencana melakukan Tabliq di Masjid Al-Ausar Lenteng Agung, dengan tema 'Dampak Negatif Pemimpin Non-Islam Ditengah Mayoritas Islam'. Habib Novel mengatakan dirinya akan hadir.

Selain itu, Tabliq juga terkait untuk mengajak warga melakukan demo di Balaikota DKI Jakarta, Senin (28/10/2013). "Jam 19.30 WIB mulai pembukaan. Itu untuk mengajak warga demo kantor Gubernur. Kita menyikapi arogansi Ahok. Tapi bagaimana nantinya, keputusan bisa akan berubah," ucap Novel.




Editor : Erlangga Djumena


















8:29 PM | 0 komentar | Read More

PDI-P: Polemik DPT Ancam Pemilu 2014






JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Sekretaris Jenderal partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) Hasto Kristianto menilai, Pemilu 2014 terancam tidak berlangsung secara jujur dan adil (jurdil). Hal itu, menurutnya, terlihat dari permasalah daftar pemilih tetap (DPT) yang bermasalah.

"Pemilu ini sangat krusial dalam periode transisi kepemimpinan, tapi masih jadi persoalan. DPT fundamental bagi pemilu yang jurdil tapi masih bermasalah. Artinya, Pemilu 2014 masih jadi ancaman serius bagi pemilu luber (langsung, umum, bebas, rahasia) dan jurdil," ujar Hasto dalam diskusi bertajuk 'Pesta Demokrasi 2014 untuk Indonesia Lebih Baik' di Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (26/10/2013).

Untuk memastikan DPT yang diproduksi Komisi Pemilihan Umum (KPU) bersih dan akurat, kata dia, pihaknya akan meminta DPT KPU yang siap diluncurkan dan melakukan pengecekan langsung. "Saya akan coba lagi, Senin (28/10/2013) datang ke KPU. Kami mencoba datang sendiri ke KPU untuk meminta data-data terkait pemilih tersebut. Ini karena sudah disepakati dalam rapat pleno terbuka, Rabu (23/10/2013) lalu," ucapnya.

Hal senada disampaikan Direktur Eksekutif The Political Literacy Institute Gun Gun Heryanto. Dia mengatakan, kekacauan DPT Pemilu 2004 dikhawatirkan berefek negatif pada penurunan partisipasi pemilih. Akibatnya, warga yang tidak menggunakan hak pilihnya atau golongan putih (golput) pun meningkat.

"Kalau tidak ada perubahan (perubahan DPT) Pemilu 2014, pemilih tidak gunakan haknya sampai 30 persen. Trennya, orang datang ke bilik suara tinggal 65 persen," ujar Gun Gun dalam kesempatan yang sama.

Ia mengatakan, permasalahan awal yang muncul dalam pemilu adalah persoalan daftar pemilih yang tercantum dalam DPT. Karut marut DPT, katanya, dapat menyebabkan persoalan pada elemen dan tahapan lain pemilu.

KPU memutuskan menunda penetapan DPT secara nasional menjadi pada Minggu (4/11/2013). Penundaan tersebut dilakukan atas rekomendasi Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) dan desakan partai politik peserta Pemilu. 2014 dan Komisi II DPR. Menurut Ketua KPU Husni Kamil Manik, posisi DPT pada Jumat (25/11/2013) ada pada sekitar 186 juta pemilih.

Husni mengatakan, data tersebut akan kembali disandingkan dengan data penduduk potensial pemilih pemilu (DP4) versi Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) sebelum ditetapkan.




Editor : Erlangga Djumena


















8:10 PM | 0 komentar | Read More

"KunoKini" Ingatkan Anak Muda Kembali ke Akarnya


Jakarta - Grup musik KunoKini yang dikenal kaya akan instrumentalia tradisional Indonesia ini tampil atraktif di minggu "Senandung Nusantara" yang dipersembahkan Galeri Indonesia Kaya, Sabtu (26/10) petang.


Grup yang telah berkunjung ke Jerman, Belanda, dan Australia ini berhasil menghidupkan suasana akhir pekan di pusat perbelanjaan Grand Indonesia West Mall lantai 8 dengan alat-alat musik asli Indonesia.


Bunyi-bunyian seperti Seruling Bambu, Kerang Irian, Gendang Jawa, Kolintang, Rebana Biang, Saluang, hingga krecekan, berpadu dengan bunyi-bunyian negara lain seperti terompet, bass, dan sebagainya.


Untuk penampilannya kali ini, KunoKini mempersembahkan komposisi musik uniknya berjudul "Kembali Ke Akar".


Dalam durasi satu jam, mereka berhasil menghadirkan kolaborasi suara dan visual yang menceritakan perjalanan seorang pemuda Indonesia mencari jati diri dalam berbangsa, dan selalu terpanggil untuk kembali ke akarnya.


"Lewan pertunjukan ini, kita ingin mencoba 'mencolek' anak-anak muda untuk tidak lupa pada akarnya sebagai bangsa Indonesia. Tidak masalah bila kalian pakai barang Barat atau Timur. Hari ini pun kaos saya buatan Amerika, tapi saya juga pakai celana galembong. Maksudnya, jangan pernah takut untuk menyatukan hal itu, asalkan tetap kembali ke akarnya," pesan Bebi, personel KunoKini.


KunoKini sendiri terbentuk setelah Bebi dan Bhismo berkolaborasi bersama dalam Festival Folklore di Wismar, Jerman pada tahun 2003. Sejak saat itu, mereka semakin bersemangat menghidupkan antusiasme dan nasionalisme memanfaatkan kekayaan instrumentalia tradisional milik Indonesia.



8:07 PM | 0 komentar | Read More

Ini Empat Etape Banyuwangi Tour De Ijen 2013

Written By Luthfie fadhillah on Friday, October 25, 2013 | 8:53 PM






SURABAYA, KOMPAS.com - Peserta ajang lomba balap sepeda Banyuwangi Tour De Ijen (BTDI) 2013 tahun ini akan melintas jalur sepanjang lebih dari 600 kilometer yang terbagi dalam empat etape.

Medan jalur tersebut melintas kawasan perkotaan, pedesaan, persawahan, hingga jalur pegunungan Ijen yang penuh dengan point tanjakan.

Ketua Panitia BTDI 2013, Guntur Priambodo, mengatakan event BTDI selain berorientasi pada olahraga, juga sebagai upaya memperkenalkan keindahan panorama Banyuwangi ke kancah internasional.

''Harapan kami, para peserta akan mempromosikan keindahan alam Banyuwangi kepada dunia internasional setelah mengikuti ajang BTDI ini,'' katanya, Jumat (25/10/2013).

Di etape pertama, pebalap akan menempuh 12 lap sepanjang 129,9 kilometer. ''Di etape ini, pebalap disuguhi jalur landai melintasi perkotaan sebagai arena pemanasan menuju etape selanjutnya,'' terangnya.

Di etape kedua, pebalap akan menempuh jalur naik turun sepanjang 189,6 kilometer dari Wongsorejo menuju Pulau Merah. Meski dinilai jalur neraka, namun jalur ini kata Guntur penuh dengan suguhan panorama alam persawahan dan pantai.

Selanjutnya di etape ketiga, pebalap akan melintas Kecamatan Jajag hingga Genteng dengan karakteristik jalur perbukitan sepanjang 115,7 kilometer. Pada etape terakhir sepanjang 171,3 kilometer, peserta tidak hanya disuguhi jalur panjang, melainkan juga curam dan penuh kelokan menuju kawasan kawah Ijen.

''Banyak diyakini, rute menuju Kawah Ijen ini merupakan rute terbaik se-Asia untuk medan tanjakan balap sepeda,'' kata Ketua Pengprov Ikatan Sepeda Sport Indonesia (ISSI) Jatim ini.




Editor : Kistyarini















8:53 PM | 0 komentar | Read More

Abraham: KPK Ingin Bongkar Korupsi yang Luas di Banten






JAKARTA, KOMPAS.com
- Komisi Pemberantasan Korupsi melihat indikasi adanya korupsi di Provinsi Banten. Ketua KPK Abraham Samad menegaskan, pihaknya akan mengungkap korupsi tersebut.


"Yang jelas kita ingin membongkar kasus korupsi begitu luas yang terjadi di Banten," kata Abraham di Istana Negara, Jumat (25/10/2013), ketika ditanya perkembangan penyidikan kasus korupsi yang diduga melibatkan Ketua Mahkamah Konstitusi nonaktif Akil Mochtar.


Abraham mengatakan, pascapengungkapan kasus suap terkait penanganan sengketa hasil Pilkada Kabupaten Lebak, Banten, pihaknya menerima banyak sekali informasi soal dugaan penyimpangan di Banten. KPK tengah mendalami seluruh informasi itu.


"Begitu kita tangani Akil Mochtar, berbagai macam info datang ke KPK. Ada yang membawa dokumen dan sebagainya. Itulah yang kita dalami," pungkas Abraham.


Seperti diketahui, KPK tengah menyelidiki proyek pengadaan alat kesehatan di Provinsi Banten dan di Tangerang Selatan. Pengusutan itu dimulai setelah KPK menangkap tangan Tubagus Chaeri Wardana alias Wawan, adik Gubernur Banten Ratu Atut Chosiyah. Wawan salah satu tersangka dalam kasus dugaan korupsi di MK.





Editor : Hindra Liauw


















8:10 PM | 0 komentar | Read More

One Republic Siap Guncang Panggung Guinness Arthur's Day


Jakarta - Setelah mengguncang Medan, Bali, Surabaya dan Makassar, puncak perayaan Guinness Arthur's Day 2013 akan ditutup di JIEXPO Kemayoran, Jakarta pada Sabtu (26/10) malam.


Perayaan musik global tahunan ini akan menghadirkan One Republic, band pop rock Amerika dari Colorado Springs yang terkenal lewat single Apologize. Band rock internasional lainnya yang akan hadir adalah Mew dari Denmark, serta Club 8 asal Swedia sebagai band pembuka.


"Kami sangat senang dapat menghadirkan One Republic, Mew dan Club 8 untuk tampil di Jakarta. Guinness Arthur's Day adalah acara global yang merayakan Arthur Guinness dan semua orang seperti Arthur Guinness yang miliki pribadi istimewa, berani dan luar biasa," kata John Galvin, perwakilan dari Guinness Indonesia dalam acara konferensi pers Guinness Arthur's Day di Jakarta, Jumat (25/10).


Marketing Guinness Indonesia Herman Sulina menambahkan, Guinness Arthur's Day kali pertama dirayakan pada 2009, dan diselenggarakan sebagai peringatan 250 tahun merek Guinness, serta hari di mana Arthur Guinness menandatangani surat perjanjian sewa tempat pembuatan bir Guinness di Dublin, Irlandia. Perayaan musik ini digelar di 55 negara.


"Di Indonesia, Guinness Arthur's Day pertama kali digelar tahun 2010. Tahun ini, kita sudah menggelar di Medan, Bali, Surabaya, dan Makassar dengan menampilkan band internasional legendaris Fire House dan Steel Heart," kata Herman.


Dari empat kota yang sudah digelar, event ini sudah menjangkau sekitar 13.000 penonton. "Untuk Jakarta sendiri kita mentargetkan sekitar 8000-an penonton," ujar dia.


Harga tiket pertunjukan musik band internasional ini untuk tiket pre-sale Rp 350.000 dan regular Rp 500.000.


8:07 PM | 0 komentar | Read More

Dipuji LeBron James, Allen Iverson Tersanjung

Written By Luthfie fadhillah on Thursday, October 24, 2013 | 8:53 PM





JAKARTA, KOMPAS.com - Mantan pemain Philadelphia 76ers, Allen Iverson, tersanjung ketika mendapat pujian dari bintang Miami Heat, LeBron James. Bagi Iverson, merupakan suatu kehormatan bisa mendapat pujian dari pemain sekelas James, yang kini telah mengantongi empat gelar NBA Most Valuable Player (MVP).

James pernah mengatakan bahwa Iverson merupakan pemain favoritnya setelah Michael Jordan. James mengungkapkan, ia sering menonton video Iverson dan mengagumi semangatnya saat bermain basket.

"Ini sebuah kehormatan untuk saya. Bagi saya, dia (James) juga merupakan pemain favorit. Dia mendapat empat kali gelar MVP dan itu luar biasa," kata Iverson saat ditemui di Hotel Century, Kamis (24/10/2013).

"Saya dekat dengan dia secara personal. Dia pria yang sangat baik, saya juga kenal dengan keluarganya. Mendapat pujian darinya merupakan suatu kebanggaan untuk saya dan membuat saya lebih mengaguminya," tambah Iverson.

Saat ditanya prediksinya mengenai tim yang akan memenangi NBA musim ini, Iverson menolak untuk menyebutkan satu tim. Iverson mengaku tak hanya dekat dengan James, ia memiliki banyak teman dari banyak tim di NBA dan tak ingin berat sebelah.

"Saya memiliki banyak teman dekat dan tidak ingin memprediksi siapa yang akan memenangi NBA musim ini. Mereka hebat-hebat dan saya yakin mereka bisa memberikan yang terbaik untuk tim masing-masing. Saya hanya ingin menonton dan menikmati permainan mereka," tutup Iverson.




Editor : Pipit Puspita Rini















8:53 PM | 0 komentar | Read More

Basuki: Kalau Ada Pejabat Main-main Sekarang, Ya Gendeng






JAKARTA, KOMPAS.com
- Sebanyak kurang lebih sepuluh pegawai negeri sipil (PNS) DKI telah ditetapkan sebagai tersangka atas tindak penyalahgunaan anggaran. Menanggapi hal itu, Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama meminta para PNS DKI hingga pejabat DKI untuk tidak memainkan anggaran.


"Makanya mereka kalau mau "main-main" sekarang, ya gendeng aja," kata Basuki di Balaikota Jakarta, Kamis (24/10/2013).


Untuk mencegah tindak penyalahgunaan anggaran kembali, Pemprov DKI pun telah menggandeng berbagai lembaga pengawas keuangan. Misalnya, Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP), Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), Pusat Pelaporan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK), dan Indonesia Corruption Watch (ICW).

Adapun kerjasama Pemprov DKI dengan BPKP adalah menempatkan sebanyak 50 pengawas dari BPKP di DKI. Sementara kerjasama dengan BPK, Pemprov DKI akan menerapkan sistem non cash transaction (NCT). Melalui sistem tersebut, transaksi antara pihak Pemprov dan rekanan atau pihak ketiga tidak lagi dilakukan secara langsung, tetapi wajib bertransaksi dari bank ke bank. Hal ini juga berlaku bagi pihak ketiga yang membelanjakan uang itu.


Di tahun 2014, Pemprov DKI juga akan menerapkan sistem e-budgeting. Begitu ada e-budgeting, kata dia, hanya Gubernur dan pihak otoritas tertentu yang memiliki password dan bisa mengubah anggaran. Apabila ada yang tidak setuju dengan sistem itu, maka pihak itulah yang merupakan "pemain anggaran".

Hingga saat ini, kata dia, DPRD DKI masih belum membahas sistem e-budgeting. "Kalau masih main kan gendeng aja. Mereka semua akan mendampingi terus, biar Jakarta bisa jadi model supaya lebih transparan," ujar Basuki.


Rencananya, Pemprov DKI Jakarta akan menjadi barometer provinsi zero corruption atau bebas korupsi. Para lembaga pengawas keuangan itu mengharapkan DKI Jakarta dapat menjadi contoh bagi kota lainnya. Terlebih setelah DKI dipimpin oleh pemimpin yang menurut Basuki mendukung pemberantasan korupsi.





Editor : Ana Shofiana Syatiri


















8:29 PM | 0 komentar | Read More

Djaduk Ferianto: Tradisi Tidak Mandek!





Catatan Kaki Jodhi Yudono

Perawakannya tinggi besar, dengan misai dan cambang di wajahnya. Bima, barangkali tokoh yang tepat untuk menggambarkan sosoknya, juga karakternya. Sebab, dia pun seperti Bima yang bicara apa adanya dan suka melabrak ketidakadilan. Misalnya, saat para pemain gamelan
yang dibawanya ke sebuah acara manggung dengan para pemain musik diatonis. Maka hal pertama yang ditanyakan Djaduk kepada penyelenggara adalah, berapa honor yang diterima oleh para pengrawit. "Mereka harus menerima honor yang sama dengan para pemain orkes. Kalau tidak sama, ya lebih baik nggak ussh main."

Hal kedua, panitia harus memperlakukan para pemain gamelan sama dengan para pemain orkes. "Kalau pemain orkes check sound, para penggamel juga punya hak yang sama untuk check sound."

Menurut Djaduk, yang dilakukannya itu adalah hal yang wajar saja, agar seniman tradisional diperlakukan secara adil.

Ditemui di studionya di Desa Kasihan Bantul, Djaduk hangat menyambut tetamunya. Tanpa ditanya, dia mulai bercerita bahwa Padepokan Tari Bagong Kusudiardjo yang ditinggalkan ayahnya, sekarang sudah berganti fungsi, tidak hanya untuk latihan menari, tapi justru untuk
berbagai kegiatan yang bermuara pada budaya dan kemanusiaan. Itulah sebabnya,  di salah satu ruangan yang ada di tempat tersebut, dipergunakan untuk workshop dari berbagai instansi maupun institusi yang berharap dapat discharge kembali sehingga bisa lebih terbuka pikiran dan hatinya untuk menyadari kemampuan dan kelebihannya sebagai manusia.

Seperti tempat yang diwariskan oleh sang ayah, Bagong Koesoediardjo, yang kini telah meluas fungsinya, Djaduk pun menganggap dirinya sebagai seniman yang multidimensi. Dia bukan hanya berkutat dengan urusan musik saja, melainkan juga berurusan dengan penyutradaraan,
keaktoran, pendidikan, dan lain-lain.

Saat ditanya, termasuk jenis seniman apakah dirinya, Djaduk menjawab, bahwa dia lebih bangga menyebut dirinya sebagai pekerja seni. “Kalau kita ngomong seniman bukankah lebih baik sesuai bahasa internasional menyebut sebagai artist ya? Sementara di Indonesia artis itu kan bisa dikategorikan selebritis yang masuk infotainment itu lho. Kalo seniman di kalangan masyarakat Indonesia itu masih orang yang dianggap orangnya itu 'seenaknya sendiri'..tidak dianggap, tapi kalau sesungguhnya esensinya dia itu sebagai pekerja, maka saya lebih seneng menyebut diri saya sebagai pekerja seni.

Menurut Djaduk, sebagai pekerja seni orientasinya tidak hanya terpaku pada satu seni saja. Sebab menurutnya, seni itu saling terkait dengan faktor lainnya. Djaduk pun mnyebut profesi dalang sebagai contoh. Dalang itu menguasai sastra, menguasai teater, menguasai seni rupa dan manajemen pertunjukan. Demikian juga petani,  juga sangat multi. Petani tahu tentang waktu, menghitung waktu., dia tahu bagaimana berhubungan dengan alam, dia tahu tentang perekonomian, dia tahu apa yang baru laku.

“Justru kalau kita sekarang bicara tentang kearifan lokal, dulu leluhur kita sudah mengajarkan begitu. Ini pekerjaan seni, maka kami menjunjung tinggi apa yang pernah didapatkan oleh orang tua kami, atau mungkin kakek-kakek kami, leluhur kami, dan kami teruskan. Tetapi dengan kesadaran penuh bahwa sebagai pelaku seni..pekerja seni kami bekerja secara menyeluruh,” tutur lelaki kelahiran Yogyakarta, 19 Juli 1964 ini.

Djaduk memberi contoh konkret tentang bekerja sebagai seorang pekerja seni yang multidimensi itu. Djaduk yang awalnya sebagai penari serta pernah belajar tari jazz dan balad di Eropa, pada akhirnya harus bersinggungan dengan bidang musik sebagai pendukung tarian.

Pengaruh keluarga, terutama ayah, yang menyebabkan Djaduk mengenal seni tari, sebelum akhirnya berkenalan dengan gamelan. Nah, saat mengenal gamelan itulah, Djaduk lebih tertarik pada instrumen kendang yang menurutnya sebuah instrument yang berfungsi sebagai pengendali irama.

“Dan kaitannya antara kendang dengan dunia gamelan, dan hubungannya dengan tari ya itu kan relasinya sangat kuat. Jadi ketika saya menjadi penari, saya juga sebagai pemain kendang, itu semua hafalan ada dalam otak saya, menciptakan irama, menciptakan melodi, menciptakan dinamikanya..itu pekerjaan yang paralel. Di samping untuk tari juga untuk teater, ketoprak, teater tradisional, untuk wayang,” papar anak bungsu dari Bagong Kussudiardja, koreografer dan pelukis senior Indonesia yang telah marhum.

Seiring dengan bergulirnya waktu, semakin banyak bidang kesenian yang digeluti Djaduk. Dia pun mulai melukis, mendesain kostum pemain musiknya, kemudian membuat musik di luar tari, termasuk bersinggungan dengan budaya popular.

Djaduk menyebut, awal dirinya bersinggung dengan dunia pop diawali pada tahun 1978, saat dirinya mengikuti Lomba Musik Humor di Jakarta dengan kelompok musik yang didirikannya bernama Rheze. Kala itu pesertanya dari seluruh Indonesia, termasuk Iwan Fals. Dalam lomba tersebut Djaduk menang. "Itu generasinya Iwan Fals, kami nomor satu sedangkan Iwan Fals malah ada di bawah kami, kalau tidak salah Juara Harapan 2. Nah, dari situ lah kemudian kami
berkembang meng-compose beberapa musik sendiri pada sekitar tahun 70-an sampai 80-an. Akhirnya sampai sekarang. Jadi ruang pekerjaan saya itu, di samping musik; ada teater, menjadi koreografer, membuat desain kostum. Sementara sekolah formal saya adalah Seni Rupa. Sekarang saya menjadi penggagas sebuah event dan punya beberapa ruang di festival seperti Ngayogjazz, Jazz Gunung, kemudian ada yang berskala dunia dan punya jaringan ke internasional, tetapi semua saya meyakini basik saya adalah tradisi. Kami melihat potensi yang
luar biasa di tradisi itu, hanya memang persoalan yang muncul adalah tarik-ulur. Kami mempercayai tradisi kan selalu berkembang, jadi kami sangat membuka diri pada tradisi, karena kami juga tidak mau terkungkung dalam tradisi. Kami akhirnya bergaul dengan
tradisi-tradisi lain untuk menjawab suatu tantangan. Kami harus mengembangkan tradisi itu, yang tidak ada harus kita bangun yang baru, yang sudah tidak zamannya kita buang."

Meski telah bersinggungan dengan dunia pop dan berhubungan dengan manusia-manusia dari berbagai bangsa, Djaduk menganggap dirinya tetap menjunjung tinggi tradisi dalam pengertian tiap kaum dan zaman memiliki tradisinya masing-masing. Baginya, salah satu yang paling
menarik dari tradisi adalah “semangat”, betapa tradisi itu selalu up-to-date pada zamannya, setiap zaman semangat tradisi itu akan selalu ada dan tidak bisa hilang. “Saya sulit untuk menjelaskan ‘semangat’ itu seperti apa, tapi kami mempercayai dalam tradisi kami, semangat itu menjiwai kami..mendorong kami sebagai pelaku seni untuk memiliki bargaining position kepada tradisi yang lain. Artinya, dulu pada awalnya kami introvert, orang tradisi bertemu dengan orang pop itu kan ragu-ragu, bertemu anak-anak jazz juga ragu-ragu. Tapi lama-lama itu terbangun, dan bahwa dengan semangat tradisi ini mereka juga memilikinya. Terkadang, kami juga melihat anak-anak jazz itu sebagai anak-anak tradisi, bahkan akhir-akhir ini juga sekitar 10 tahun terakhir ini pun anak-anak yang lahir dari budaya populer itu juga sebenarnya anak-anak tradisi. Maka kami sebagai orang-orang tradisi berani mengatakan bahwa anak-anak yang lahir dalam konteks budaya populer itu juga bagian dari tradisi.”

Djaduk menambahkan, bahwa budaya pop itu menciptakan tradisinya sendiri. Kecurigaan seseorang yang dulu masih malu mengatakan bahwa pop culture itu bukan bagian dari tradisi itu karena berpendapat bahwa pop culture dianggap mewakili industri, padahal mereka lupa bahwa mereka sendiri juga pernah mencicipi budaya populer pada zamannya. "Saya pribadi berani mengatakan bahwa anak-anak yang lahir pada generasi ini adalah bagian dari tradisi karena mereka sedang menciptakan tradisinya. Budaya populer (pop culture) adalah bagian dari
budaya."

Djaduk pun percaya, bahwa tradisi itu sendiri terus bergerak. Dan kita seyogyanya memberikan ruang bagi anak-anak muda untuk melahirkan tradisinya sendiri. Jangan mentang-mentang kita orang tua, anak-anak muda itu harus mengikuti tradisi kita. Bukankah kita sendiri pun pernah menggugat tradisi orang tua kita? Orang tua yang mengeritik kita padahal dulu mereka pernah muda, pernah nakal, pernah kurang ajar. "Nah kan dalam 'teks buku' itu kami sudah tidak percaya lagi pada 'teks' itu karena hanya merupakan sebuah tanda catatan sebuah periode yang selalu berkembang. Kami lahir dalam budaya Jawa, Budaya Gamelan, setelah kami pelajari Gamelan yang ada saat ini itu melalui proses yang cukup lama dan selalu berubah. Pertanyaannya adalah 'Kenapa anak sekarang tidak boleh mengubah?'" tutur Djaduk.

Karena kesadaran untuk tidak terpaku pada satu tradisi itulah, ada jargon yang selalu dilawan oleh Djaduk, yaitu 'Adiluhung', "Jargon-jargon seperti itu selalu saya dobrak karena bersifat abstrak. Setiap orang mengatakan Adiluhung. Bahkan ada pernyataan yang cukup gegabah oleh orang-orang tua yang bahkan sudah memiliki gelar professor bahwa 'Anak-anak muda zaman sekarang tidak concern pada tradisi', yang disalahkan anak muda. Pernyataan seperti itu langsung saya lawan, Salah! Bapak pernah muda? Anak muda itu baru menciptakan tradisinya sendiri.”

Menurut Djaduk, kita memang harus belajar dari masa lalu, tapi kita kembangkan untuk kepentingan ke depannya. Masa lalu sebagai sebuah referensi. Oleh karena itu, Djaduk menandaskan, sudah saatnya para orang tua jangan terus-terusan bercuriga kepada anak muda dan menuduhnya bahwa anak muda selalu merusak tradisi. "Mendengar hal tersebut saya biasanya akan melawan. 'Eh, Anda juga merusak lho, Pak'. Sebagai contoh, gamelan bali yang ada sekarang itu disebut Gong Kebyar, itu baru ada sekitar tahun 50-an, sekarang berkembang ada Smaradhana dan lain-lain. Dalam Gamelan Jawa, instrumen Rebab itu kan tidak lahir dari rumpun instrumen bunyi yang dari perunggu karena dia adalah instrumen bunyi yang digesek. Kalau kita tarik sejarahnya mulai dari awal hingga mendapatkan posisi paling depan dalam
pementasan itu hanya sekitar dua abad lalu. Hal tersebut membuktikan bahwa Gamelan juga terus berkembang. Ada yang bilang bahwa, gamelan yang sekarang adalah yang paling benar, itu salah karena dalam Keraton sendiri Gamelan Majapahit ada beberapa versi, Yogya dan Solo masing-masing memilikinya. Apa yang dilakukan oleh alm. Sapto Raharjo, yaitu mengkolaborasikan gamelan dengan synthetizer itu bagian dari tradisi."

Terkadang, orang-orang tua itu melihatnya hanya berdasarkan kacamata dirinya sendiri. Padahal, ujar Djaduk, sebagai manusia pada zamannya harus terus mengisi dan mengembangkan terus, Jika tradisi ada yang hilang, menurut Djaduk tidak apa-apa, itu adalah sebuah keniscayaan. "Terkadang ada yang mengatakan bahwa, 'Nanti hilang kesenian kita yang Adiluhung', itu abstrak, yang sudah hilang ya biarkan saja. Kami percaya dalam sebuah kebudayaan itu selalu ada yang hilang dan tetap tumbuh dan berkembang, tradisi adalah bagian yang selalu berkembang. Cara kita berkomunikasi juga terus berubah, itu lah yang dikatakan bahwa cara berpikir kita seharusnya tidak one track, saya mengutip ucapan Slamet Raharjo 'kalau berbicara itu jangan one track, tetapi two track, four track, selebar mungkin'. Nah, di ranah kebudayaan memungkinkan kita untuk melebarkan cara pandang kita, pergaulan kita, sehingga tidak terperangkap dalam dunianya sehingga tidak sentimentil. Biasanya karena kemampuan intelektualnya dan referensinya kurang, yang muncul adalah perasaan sentimentil itu saja bahkan sampai sentimentil kedaerahan yang muncul. Kami orang Yogya dan lahir di Yogya, Yogya itu ada bukan karena hanya ada orang Yogya, tapi karena ada Papua, Sumatera, dan seluruh wilayah lain di Indonesia. Keistimewaan budaya Yogya juga karena kami membuka diri untuk berani dikritik dan berani untuk mengakui bahwa ada yang hilang dan terus tumbuh sebagaimana pada zamannya. Para pekerja seni saat ini dapat lebih memaksimalkan gagasan idenya yang berangkat dari semangat tradisi sehingga tidak terperangkap dalam suatu isme, bahwa anak perupa dapat pula membuat suatu koreografi, bisa membuat musik, atau teater."

Lantaran tabiat seni yang terus bergerak itulah, menurut Djaduk, sebagai pekerja seni ia harus merawat kegelisahannya untuk melahirkan gagasan-gagasan yang lebih baru, seperti yang diajarkan oleh ayahnya di padepokan bahwa “Seni adalah Media”. Manusia memiliki sensitivitas atau kepekaan-kepekaan, itulah yang harus diasah dengan semangat tradisinya. Modernitas bukanlah suatu hal yang menakutkan karena kita juga harus masuk ke sana, seperti masuk hutan belantara yang harus dinikmati.

Untuk soal ini, Djaduk merasa beruntung hidup di Yogya. Budaya di Yogya menurutnya lebih nyaman, baratnya kota ini ngerumpi beberapa meter saja sudah terdengar dan Yogya masih memungkinkan untuk membangun jaringan dengan siapa saja. "Nah, pengalaman-pengalaman ini yang membentuk pada pilihan saya ketika pada tahun 80-an dan 90-an banyak yang menawarkan Saya secara pribadi untuk tinggal di Jakarta, saya menjawab, 'Saya tidak mau tingal di Jakarta'. Kalau dihitung secara ekonomi, Saya bisa mendapat keuntungan yang banyak di Jakarta tapi Saya tidak mau dan ingin tetap tinggal di Yogya."

Terbukti kini, sebagai seorang pekerja seni, Djaduk memang sangat produktif. Dari tangannya lahir banyak karya dan juga kelompok seni. Awalnya, Djaduk membentuk kelompok bernama Kua Etnika yang basiknya adalah musik etnik. Komposisi musik pada Kua Etnika menggunakan
'Perjuangan Estetika', yang berangkat dari ranah tradisi ditambah “warna” musik lain, bersifat kontemporer. "Ini adalah suatu gagasan besar yang ideal. Lalu kami belajar dari perusahaan seperti The Coca-Cola Company, bahwa dari suatu perusahaan itu memiliki berbagai varian seperti Coca-Cola, Fanta, dan Sprite. Di perusahaan lain pun juga sama, bahkan untuk rokok dari sebuah perusahaan bisa membuat beberapa macam varian. Dari situ kami belajar bahwa untuk terus menghidupi Kua Etnika jika hanya mengandalkan terus musik etnik maka tidak akan bisa bertahan, untuk itu kita harus membentuk kelompok baru yang bisa menghidupi Kuetnika, yaitu Sinten Remen."

Dengan Orang-orang sama, Djaduk pun mendirikan Orkes Keroncong Sinten Remen. Kenapa keroncong? Karena pada saat itu sekitar tahun 83 Djaduk masih di kampus, dunia keroncong benar-benar dijauhi. Pada saat itu penikmatnya hanya dari kalangan orang-orang tua saja.  

"Saat Saya masuk ke Sekolah Seni yang sungguhan, nama kelompoknya adalah Sukarmaju, ya benar-benar tidak maju (Sukar=Sulit). Kemudian kami membeli KTB, pada perjalanan itu kemudian menentukan kami mendirikan Sinten Remen, ini merupakan sebuah kelompok yang lebih bersifat komersil. Lagu-lagu yang dibawakannya ringan, komunikatif, juga merevolusi tema-tema di dalam keroncong yang tadinya hanya bicara soal keindahan tapi kami berani bicara soal kritik sosial, musik humor untuk menghibur orang. Hingga saat ini Sinten Remen sudah memiliki 7 album kalau tidak salah. Jadi Sinten Remen mencari uang untuk bisa menghidupi Kua Etnika, orang-orangnya juga sama. Ketika kami bergaul dengan dunia broadcast, kami membentuk kelompok baru yang memiliki basic dangdut yang bernama Orkes Melayu Banter Banget."

Ekspresi Djaduk di jalur dangdut pun mendapat jalan. Pada waktu Djaduk membuat acara mingguan di RCTI berjudul "Senggal-Senggol". Dari situlah kemudian dangdut mulai ada warna etniknya, warna jazzy-nya, dan ada juga dangdut kelas kampung atau kelas gardu ronda. Kemudian berkembang hingga booming dangdut di RCTI ada acara joget, "Dua tahun kami membuat format acara itu akhirnya jadilah. Dalam dangdut pun kemudian berubah tatanan aransemennya. Waktu saya datang untuk acara Anugerah Dangdut pertama itu tidak beda seperti Kua Etnika mengiringi Dua Warna, kami bergaul di dalam pop culture itu sehingga menemukan formulanya dan kemudian berkembang ke mana-mana. Akhirnya itu lah yang membuat kami kembali pada tradisi kami dan kami kemudian mengkomunikasikannya pada orang-orang di lingkungan kami, bahwa Kami nggak boleh introvert. Contoh nyata dalam kehidupan sehari-hari adalah orang-orang tradisi itu kalau makan pasti bersama-sama karena
kurang PD, introvert. Contoh lain adalah saat menentukan honor, kalau saya antara pemain bass dan pemain gong mendapat honor yang sama karena memiliki peran yang sama, saya lalu menambahkan “Saya menghargai Kamu sebagai pemain Gong karena Kamu belajarnya juga lama sama seperti mereka. Nah, setelah ini Kamu juga harus menunjukkan kualitas Kamu selain permainan Kamu harus bagus, Kamu juga harus bertanggung jawab pada penampilan Kamu dalam arti intelektual Kamu juga harus berkembang”.

Meski telah memiliki nama besar di dunia kesenian, Djaduk tetaplah orang Yogyakarta yang sederhana, lengkap dengan banyolan-banyolannya. Hari-harinya dijalani dengan semangat tradisi yang terus bergerak. Dan Djaduk, sangat menikmatinya.

Filmografi

-Petualangan Sherina (2000)
-Koper (2006)
-Jagad X Code (2009)
-Cewek Saweran (2011)

Diskografi

-Orkes Sumpeg Nang Ning Nong (bersama Kua Etnika,1997)
-Ritus Swara (bersama Kua Etnika, 2000)
-Parodi Iklan (bersama Orkes Sinten Remen, 2000)
-Komedi Putar (bersama Orkes Sinten Remen, 2002)
-Janji Palsu (bersama Orkes Sinten Remen, 2003)
-Maling Budiman (bersama Orkes Sinten Remen, 2006)
-Dia Sumber Gembiraku (Lagu Rohani, 2006)
-Pata Java (bersama Kua Etnika dan Pata Master Jerman)

Penghargaan

-Pemusik Kreatif 1996 (PWI Yogyakarta)
-Piala Vidia sebagai Penata Musik Terbaik 1995 (Festival Sinetron Indonesia)
-Grand Prize 2000 (Unesco)

@JodhiY




Editor : Jodhi Yudono


















8:10 PM | 0 komentar | Read More

Ayu Ting Ting Tak Pedulikan Kondisi Suami


Jakarta - Kabar keretakan hubungan suami istri antara pedangdut AYu Ting Ting dan Enji kini kian menguat. Meski selama ini pelantun lagu "Salah Alamat" ini terkesan menutup-nutupi keadaan rumah tangganya namun kali ini Ayu mengaku sudah tidak mau perduli lagi dengan kondisi sang suami.


Bahkan Ayu kini mulai acuh bila sang suami tengah digosipkan dekat dengan wanita lain saat Enji menggelar balapan di suatu tempat dengan wanita lain beberapa waktu lalu.


"Masa? Ya Allah, asyik kali yah? Saya kira dia (Enji) takut sama media makanya gak muncul-muncul," ungkap Ayu Ting Ting saat ditemui di Studio RCTI, Kebon Jeruk Jakarta Barat, Kamis (24/10).


Ayu sendiri mengaku tidak diajak oleh sang suami saat Enji menggelar balapan. Bahkan Ayu mencibir bahwa yang diajak kemungkinan adalah wanita lainnya.


"Teteh lain kali yah yang diajak. Kalau teteh yang ini (Ayu) sama anak saya mah lagi sibuk kerja, nyanyi nyari uang," lanjutnya.


Meski mengaku tak diajak sang suami, Ayu kini memilih cuek dan ambil pusing dengan kondisi ini. Pelantun lagu "Sik Asik" itu kini tengah fokus merawat janin yang ada dalam kandungannya.


"Sekarang mah yang penting akunya sehat dan bayi yang dalam kandunganku juga sehat. Aku nggak mau banyak pikiran, biar yang didalam sehat juga," tutur Ayu.


8:07 PM | 0 komentar | Read More

Subhan Aksa Tak Gentar Hadapi Lintasan Reli Spanyol

Written By Luthfie fadhillah on Wednesday, October 23, 2013 | 8:53 PM





SALOU, KOMPAS.com - Pereli Indonesia, Subhan "Ubang" Aksa telah mendarat di Spanyol untuk mengikuti RACC Rally Spanyol yang akan dimulai di Salou, Jumat (25/10/2013) malam waktu setempat. Bersama navigator Nicola Arena dan kru Bosowa Fastron Rally Team (FBRT), Ubang melakukan survei lintasan, Selasa hingga Kamis mendatang.

Ubang memang perlu persiapan matang untuk menghadapi kompetisi WRC-2 ini. Meski tahun lalu mengikuti event sama di PWRC, persiapan yang dilakukan Ubang berbeda. Selain berganti navigator, waktu lomba dan beberapa rute juga mengalami perubahan. Misalnya saja, pada hari pertama seluruh special stage (SS) berlangsung malam hari.

“Sebagian besar masih di lokasi tahun lalu. Rasanya sih tak terlalu bermasalah,” ujar Ubang melalui rilis yang diterima Kompas.com. “Tapi, pendekatannya yang harus berbeda. Driving style-nya juga harus berbeda karena kita akan reli dengan kondisi enggak bakal ada yang kelihatan. Inilah yang ingin kami perdalam dalam sesi recce (survei lintasan).”

Tantangan lain adalah karakter lintasan yang memang paling unik di antara 13 ronde kejuaraan dunia musim ini. Ada lintasan dengan aspal mulus dan lebar, namun ada pula lintasan berliku dan naik turun dengan jalan berbatu. Perbedaan karakter ini menjadi tantangan tersendiri untuk para pereli.

"Mengejar posisi podium seperti tahun lalu mungkin sulit karena lawan yang dihadapi jauh berbeda, tapi kemungkinan itu selalu ada. Yang penting fokus sepanjang balapan karena mobil sangat potensial melintir karena trek licin. Yah, setidaknya kami berharap finish dengan poin,” papar Ubang yang tahun lalu finis podium ketiga di kelas PWRC.




Editor : Pipit Puspita Rini















8:53 PM | 0 komentar | Read More

Dugaan Korupsi Kasudin Tata Ruang Jaksel Terkait Laporan PPATK





JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengatakan, informasi tentang kasus dugaan korupsi perizinan oleh Kepala Suku Dinas Tata Ruang Jakarta Selatan berinisial RS diperoleh berdasarkan laporan Pusat Pelaporan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK). Basuki telah menginstruksikan kepada Kepala Dinas Tata Ruang DKI Gamal Sinurat untuk mengganti posisi RS.


Menurut Basuki, penetapan RS jadi tersangka tidak berhubungan dengan permasalahan tata ruang Jakarta. Ia menduga penangkapan itu terjadi karena tindak pencucian uang atau money laundering.


"Ini ada hubungannya dengan laporan PPATK. Tidak ada hubungannya dengan tata ruang sebenarnya," kata Basuki di Balaikota Jakarta, Rabu (23/10/2013).


Sebelumnya, Kepala Pusat Penerangan Hukum Kejaksaan Agung Setia Untung Arimuladi mengatakan bahwa RS diduga telah mengutip biaya pengurusan izin-izin yang besarannya tidak sesuai dengan tarif resmi yang telah ditetapkan. Menurut Setia, RS diduga telah menerima uang pengurusan izin dengan besaran bervariasi antara Rp 225 juta dan Rp 700 juta untuk setiap perizinan. RS diduga telah melakukan tindak pidana korupsi hingga Rp 1,89 miliar.


Saat melakukan tindak korupsi tersebut, RS belum menjabat sebagai Kasudin Tata Ruang Jaksel, tetapi sebagai Kasie Tata Ruang Kecamatan Tebet dan Staf Tata Usaha Suku Dinas Tata Ruang.   Dalam kasus ini, RS dijerat Pasal 12 huruf a atau b Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi juncto UU Nomor 20 Tahun 2001 juncto Pasal 64 Ayat (1) KUHP.





Editor : Laksono Hari Wiwoho
















8:29 PM | 0 komentar | Read More

Presiden Harus Jelaskan Soal 2 Versi Perppu MK






JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) diminta menjelaskan keberadaan dua versi Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang Nomor 1 Tahun 2013 tentang Perubahan Kedua atas UU Nomor 24 Tahun 2003 tentang Mahkamah Konstitusi (Perppu MK). Hal ini dinilai dapat menimbulkan kebingungan.

Demikian disampaikan Robikin Emhas, salah satu pengacara dalam Forum Pengacara Konstitusi, yang menggugat Perppu MK, hari ini (Rabu, 23/10/2013). "Presiden harus klarifikasi soal adanya dua versi Perppu MK ini, yang mana yang benar?" kata Robikin saat menyampaikan permohonan gugatannya.

Akibat dua versi perppu yang berbeda, Robikin kebingungan saat akan menyampaikan permohonan gugatannya. Mereka bingung perppu versi yang mana yang akan mereka masukkan ke dalam gugatan. "Akhirnya kami lampirkan saja dua-duanya," kata Robikin.

Hal serupa disampaikan Anggota Forum Pengacara Konstitusi lainnya, Andi M Asru. Menurutnya, pemerintah harus bertanggung jawab atas beredarnya dua versi perppu.

Dia sangat menyayangkan pengajuan permohonan gugatannya membuat MK bingung karena keberadaan dua versi perppu. Oleh karena itu, Andi berharap pemerintah dapat menjelaskan persoalan ini sebelum tuntutan mereka diproses dalam persidangan nanti.

Seperti diberitakan, salinan perppu yang diperoleh MK memang berbeda dengan Perppu yang diperoleh wartawan dari Wakil Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Wamenhuk dan HAM) Denny Indrayana. Perppu MK versi Denny, pada poin menimbang hurub b, berbunyi: “Bahwa untuk menyelamatkan demokrasi dan negara hukum Indonesia, serta untuk mengembalikan kepercayaan publik terhadap Mahkamah Konstitusi sebagai lembaga negara yang menjalankan fungsi menegakkan Undang-Undang Dasar, akibat adanya kemerosotan integritas dan kepribadian yang tercela dari hakim konstitusi, perlu dilakukan perubahan kedua atas Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2003 tentang Mahkamah Konstitusi.”

Namun pada Perppu yang diterima MK, tidak terdapat kalimat “ akibat adanya kemerosotan integritas dan kepribadian yang tercela dari hakim konstitusi”.




Editor : Hindra Liauw


















8:10 PM | 0 komentar | Read More

"Merry Go Round," Berputar atau Keluar dari Jerat Narkoba


Jakarta - Seperti apa efek buruk dari penyalahgunaan narkoba? Bagaimana kebiasaan dan tipu daya para pecandu, serta cara mereka mempengaruhi dan menulari sakitnya pada orang terdekat?


Semua itu bisa Anda temukan di film terbaru besutan sutradara Nanang Istiabudi berjudul Merry Go Round.


Film berdurasi 100 menit ini dibintangi oleh Poppy Sovia, Tya Arifin, Bucek Deep, Dewi Irawan, Ray Sahetapy, Hengky Tornado, Reza The Groove, JE Sebastian, Dwi AP, Giliano M Lio, Christoper, dan masih banyak lagi.


Merry Go Round sendiri dibuat berdasarkan kisah nyata dari para korban penyalahgunaan narkoba dan keadaan keluarganya.


Dikisahkan Dewo, seorang pemuda dari keluarga berada yang terpaksa drop out dari kuliahnya di luar negeri dan sudah jadi pecandu saat kuliah.


Bersama Arman dan Rama, mereka terbuai memasuki permainan yang tak berhenti berputar bagai sebuah Merry Go Round.


Prilaku buruk Dewo ini akhirnya berdampak langsung pada Tasya, adik perempuannya yang memang rentan dan tak banyak tahu tentang dunia penuh kamuflase itu. Seperti kakaknya, Tasya kemudian juga mulai mengonsumsi obat-obatan terlarang itu.


Akibat sudah ketergantungan narkoba, Dewo bahkan tega menjual adiknya agar dapat membeli barang-barang haram tersebut. Untunglah ada Andika yang menyelamatkan Tasya dari persitiwa tersebut.


Di sinilah cinta antara Tasya dengan Andika bermula. Namun kehidupan cinta mereka tidak berjalan dengan mulus. Latar belakang Andika yang hanya penjual voucher handphone membuat orangtua Tasya menentang keras hubungan ini.


Dewo sendiri menempatkan diri sebagai lelaki yang dikalahkan sistem, penyangkal dan pembohong besar. Dia hanya bisa menyalahkan keadaan sambil terus asik menikmati apa yang memang sudah jadi kebutuhannya.


Parahnya lagi, keluarganya tanpa sadar sudah ikut terlibat memelihara "penyakit menularnya" itu dengan merahasiakan penyakit yang mereka pikir begitu mudah diobati. Mereka ikut terbuai jadi si penyangkal dan mulai masuk menjadi suporter pasif dari anak-anak mereka yang penuh intrik.


Apa yang akhirnya terjadi pada Dewo dan Tasya? Akankah mereka bernasib sama seperti Arman yang mati over dosis? Bagaimana pula akhir dari kisah cinta Tasya dan Andika? Film Merry Go Round ini akan tayang di bioskop mulai 24 Oktober 2013.


8:07 PM | 0 komentar | Read More

DKI Kehilangan Pembina Olahraga

Written By Luthfie fadhillah on Tuesday, October 22, 2013 | 8:53 PM





JAKARTA, Kompas.com — Kusnan Ismukanto, tokoh pembina olahraga DKI Jakarta dan nasional meninggal dunia di Jakarta, Selasa (22/10/2013).

Kusnan meninggal dunia dalam usia 77 tahun di rumahnya di Jalan Cempaka Putih Timur 16 Nomor 2, jakarta Pusat.

Semasa hidupnya, Kusnan aktif dalam pembinaan olahraga di Jakarta. Ia pernah menjabat sebagai Wakil ketua KONI DKI Jakarta pada periode lalu. Saat ini ia menjabat sebagai anggota Dewan Kehormatan Koni Provinsi DKI Jakarta.

Kusnan jugalah yang aktif membawa DKI Jakarta menjadi juara umum dalam penyelenggaraan PON XVIII, Riau, September 2012 lalu. Saat itu  kontingen DKI berhasil meraih 110 medali emas dan mengatasi kontingen Jawa Barat dan Jawa Timur.

Ia juga pernah menjadi chef de mission kontingen Indonesia ke Paralimpik di Beijing pada 2008 lalu.

Selamat jalan, Pak Kusnan....




Editor : Tjahjo Sasongko















8:53 PM | 0 komentar | Read More

Pohon Tumbang di Pasar Minggu Hambat Perjalanan KRL





JAKARTA, KOMPAS.com - Kereta listrik komuter bernomor KA 583 dari Bogor tujuan Jakarta terhenti sebelum memasuki Stasiun Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Selasa (22/10/2013) sekitar pukul 18.30 WIB. Hal itu diakibatkan sebuah batang pohon asam yang tumbang saat terjadi hujan lebat disertai angin kencang yang menimpa kabel kawat listrik aliran atas di jalur Bogor arah Jakarta tersebut.


Firman (27), seorang penumpang KRL, mengatakan, ia mengetahui adanya pohon tumbang setelah KRL berhenti di tengah perjalanan dan dia turun untuk melihat situasi di sekitarnya. Ia menyebutkan, setelah KRL itu berhenti, tidak ada pemberitahuan kepada penumpang tentang adanya pohon tumbang. Firman yang menumpang kereta komuter Stasiun Bogor dengan tujuan ke Stasiun Kota harus menunggu petugas menyelesaikan pemotongan dahan pohon tersebut.


Sementara itu, masinis KRL yang tengah memantau upaya pemotongan menolak berkomentar saat ditanya seputar kejadian tersebut. Anggota Polsek Metro Pasar Minggu Aipda Mamay yang turut memantau di lokasi mengatakan, berdasarkan laporan dari warga setempat, dia mendapat laporan bahwa adanya pohon tumbang melintang pada kabel KRL. Polisi kemudian melaporkannya ke Suku Dinas Pertamanan Jakarta Selatan untuk melakukan pemotongan pohon. Menurutn Mamay, perjalanan KRL sengaja dihentikan untuk membantu pekerja menjangkau batang pohon asam yang tumbang dan berukuran cukup besar itu. Pemotongan pun dilakukan agar batang pohon tidak mengganggu lalu lintas kereta.


"Tumbangnya enggak ada kereta, pas hujan tadi. Jadi keretanya memang sengaja untuk pemotongan ini, untuk sandaran, biar mudah (memotong)," ujar Mamay.


Pantauan Kompas.com, banyak penumpang KRL yang turun dari kereta karena pintu kereta dibuka. Penumpang menanti dalam kondisi gelap. KRL kembali bergerak jalan sekitar pukul 18.50 WIB dan perjalanan pun kembali normal.





Editor : Laksono Hari Wiwoho
















8:29 PM | 0 komentar | Read More

Polri Blokir 4 Rekening Terkait Kasus Suap Pajak






JAKARTA, KOMPAS.com - Direktorat Tindak Pidana Ekonomi Khusus (Dittipideksus) Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Polri telah memblokir rekening milik mantan pegawai Direktorat Jenderal Pajak Kementerian Keuangan berinisial DT dan TH. Pemblokiran dilakukan berkaitan dengan proses penelusuran aset milik kedua tersangka kasus penerimaan suap terkait penanganan restitusi (pengembalikan kelebihan pembayaran) pajak sebesar Rp 21 miliar yang seharusnya dibayarkan PT Surabaya Agung Industry Pulp and Paper (SAIPP).

Selain rekening milik kedua orang tersebut, Wakil Direktur Dittipideksus Bareskrim Polri, Kombes Pol Rahmad Sunanto mengatakan, ada dua rekening lain yang turut diblokir oleh Bareskrim Polri. Salah satu dari dua rekening tersebut yakni milik Komisaris PT SAIPP berinisial B, yang sebelumnya juga telah ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus ini.

"Satu rekening lagi adalah milik rekan mantan dua pegawai pajak itu," kata Rahmad di Mabes Polri, Selasa (22/10/2013).

Saat disinggung jumlah saldo yang terdapat pada rekening yang diblokir penyidik, Rahmad enggan mengungkapkannya. Ia hanya mengatakan, jika pemblokiran tersebut diperlukan untuk melacak apakah ada kemungkinan terjadi upaya pencucian uang atas suap yang diberikan.

"Kami melanjutkan proses penyidikan untuk melakukan asset tracking atas kasus ini. Asset tracking dilakukan untuk mencari barang bukti yang merupakan hasil pencucian uang yang bersifat ekonomis," katanya.

Rahmad mengungkapkan, dalam penangakapan kemarin, petugas menyita sejumlah barang bukti yaitu berupa dokumen ekspor impor, laporan transaksi keuangan, dan dokumen rekening yang bersangkutan.

Sebelumnya, DT dan TH ditangkap lantaran diduga menerima suap dari Komisaris PT SAIPP berinisial B sebesar Rp 1,6 miliar saat keduanya masih bekerja sebagai pegawai pajak. Suap tersebut diberikan untuk penanganan kepengurusan restitusi pajak senilai Rp 21 miliar. Selain menangakap keduanya, Bareskrim juga menangkap B yang diduga memberikan suap kepada T dan D.

Akibat perbuatan ketiga tersangka, mereka diancam akan dijerat dengan Pasal 5, 11, dan 12 Undang-Undang Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) serta Pasal 3 dan 6 Undang-Undang Tindak Pidana Pencucian Uang (TPPU).

"Saat ini ketiga tersangka telah menjalani proses penyelidikan dan dilakukan penahanan oleh penyidik," kata Kepala Divisi Humas Polri Irjen Pol Ronny Franky Sompie melalui pesan singkat yang diterima wartawan, Senin (21/10/2013) malam.




Editor : Hindra Liauw
















8:10 PM | 0 komentar | Read More

Teater Koma Pentaskan Lakon "Ibu" Selama 17 Hari


Jakarta - Teater Koma yang sudah berusia 36 tahun kembali mempersembahkan sebuah pertunjukan yang juga merupakan produksi ke-131 dengan lakon Ibu.


Pentas yang didukung oleh Djarum Apresiasi Budaya ini, akan digelar di Graha Bhakti Budaya Taman Ismail Marzuki (TIM), Jakarta, mulai 1 hingga 17 November 2013.


Pertunjukan Ibu ini disadur dari karya dramawan Jerman, Bertolt Brecht, berjudul Mutter Courage und ihre Kinder atau Mother Courage and Her Children. Lewat lakon yang berkisah tentang perang abad ke-17 ini, Teater Koma ingin mengajak kita untuk merenungkan kembali apakah ada pihak yang benar-benar meraih untung dalam sebuah peperangan. Sebab kata Bertolt Brecht, 'Dalam perang, yang kalah dan yang menang hanya akan menerima kerugian. Semuanya kalah.'


Sang penyadur naskah yang juga bertindak sebagai sutradara, Nano Riantiarno menjelaskan, lakon Ibu ini berkisah tentang sosok Ibu Brani yang mencium peluang bisnis di tengah perpecahan yang melanda negaranya. Tanpa peduli pada kehancuran dan kebobrokan yang ada di sekitarnya. Ibu Brani bertekad meraih untung dari perang dan berharap perang tidak pernah berakhir. Namun ketika kedua putranya direkrut menjadi tentara, Ibu Brani tertatih menuju ketidakpastian, antara meraih ambisinya atau menjadi korban perang.


"Tema ini sangat sesuai dengan keadaan masyarakat kita yang dirundung ketidakpastian antara idealisme maupun realitas," kata Nano Riantiarno saat ditemui di Jakarta, Selasa (22/10).


Naskah ini diakui Nano sudah diterjemahkan sejak Mei 1987. Rencananya Teater Koma juga akan memainkannya sesudah menggelar The Threepenny Opera pada 1983. Namun karena ada banyak kendala, sehingga pementasan tidak jadi dilakukan.


Pada 1992, lanjut Nano, Teater Koma juga sempat memainkan karya Bertolt Brecht yang lain berjudul The Good Person of Sechzwan atau Tiga Dewa dan Kupu-kupu, lalu memainkan The Threepenny Opera lagi pada 1999.


"Tahun 2009, kami sebetulnya merasa siap mementaskan Ibu. Naskah itu juga sudah saya revisi lagi, tapi rasanya belum cukup," akunya.


Namun di tahun ini menjelang pemilu legislatif yang akan digelar tahun depan, Nano merasa kalau ini adalah tahun yang sangat penting sehingga lakon Ibu harus dipentaskan.


"Naskah ini saya revisi lagi dan berdasar hasil revisi ulang itulah naskah ini kemudian dipentaskan. Dan kalau kita cermati, sebetulnya cerita ini sangat dekat dengan kita dan juga terjadi di sekeliling kita," jelasnya.


Pertunjukan ini akan melibatkan 45 pemain, 11 pemusik, dan sekitar 100 kru dari Teater Koma dan Graha Bhakti Budaya TIM. Ibu Brani yang menjadi sentral cerita akan diperankan oleh Sari Madjid. Dia memang sudah sangat akrab dengan penonton Teater Koma dan telah memainkan peran Engtay sebanyak 80 kali dalam lakon Sampek Engtay sejak 1988 hingga 2004. Aktor dan aktris kawakan Teater Koma lainnya yang juga terlibat seperti Rita Matu Mona, Dorias Pribadi, Alex Fatahillah, Daisy Lantang, Supartono JW dan Budi Ros.


"Kisah Ibu Brani merupakan refleksi bagi diri kita sendiri, di tengah kekisruhan dan ketidakpastian dalam berbagai aspek kehidupan, apakah kita masih akan mempertahankan ambisi pribadi untuk mengambil keuntungan dari kekacauan yang ada dibanding mengulurkan tangan untuk membantu sesama," tutur Sari Madjid.


Diakui Renitasari Adrian selaku Program Director Bakti Budaya Djarum Foundation, selama 36 tahun keberadaannya, Teater Koma memang telah banyak melahirkan para seniman yang produktif untuk mengembangkan dan memajukan seni pertunjukan di Indonesia.


"Di Indonesia, tidak banyak yang mampu menggelar pertunjukan berminggu-minggu, dan Teater Koma merupakan salah satu yang konsisten memproduksi karya-karya yang berkualitas," ujar dia.


Pementasan Ibu akan digelar selama 17 hari dan dimulai pukul 19.30 Wib dengan durasi 3 jam 20 menit. Untuk harga tiket; Senin - Kamis mulai Rp 100.000 - Rp 300.000, dan Jumat - Minggu mulai Rp 75.000 - Rp 250.000.


8:07 PM | 0 komentar | Read More

Polisi: Video Mesum Siswi SMP 4 Suka Sama Suka

Written By Luthfie fadhillah on Monday, October 21, 2013 | 8:53 PM






JAKARTA, KOMPAS.com — Pihak kepolisian melihat kasus video mesum pelajar SMPN 4 Jakarta tidak ada unsur pemaksaan. Polisi menyimpulkan, isi dalam video tersebut dilakukan suka sama suka.

"Kita menyimpulkan sementara, yang terlihat bukan sebuah pemaksaan. Kelihatan seperti suka sama suka sehingga harus dikonfirmasi lagi ke pihak-pihak yang terlibat," kata Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Rikwanto di Mapolda Metro Jaya, Senin (21/10/2013).

Sebelumnya, orangtua AE, siswi SMP 4, melaporkan bahwa anaknya dipaksa berhubungan intim dengan seorang temannya. Kejadian tersebut bahkan sengaja direkam dengan telepon genggam temannya yang lain.

Peristiwa terjadi pada Jumat (13/9/2013) pukul 11.50. Saat itu, AE tengah turun dari kelasnya, ketika jam pelajaran usai. Sesampainya di lantai dasar, teman korban, A, mengajaknya ke salah satu ruangan untuk bertemu dengan teman lainnya, yakni CN, CD, DN, IV, dan WW.

Ketika korban masuk, selain ada teman-teman yang disebut tadi, ternyata sudah ada seorang pria yang merupakan adik kelas mereka, FP. Kemudian, A langsung menyuruh AE untuk berhubungan intim dengan FP.

Teman-teman yang lainnya merekam dengan menggunakan telepon genggam. Menurut keterangan tersebut, A juga mengancam AE dengan menggunakan pisau dan akan melukainya jika tidak melakukan apa yang ia suruh. Bahkan A mengancam AE akan menyebar video yang telah direkam teman-temannya.

Polisi mengaku kesulitan meminta keterangan dari AE. Sejak melaporkan kejadian ini ke Polres Metro Jakarta Pusat, hingga kini mereka belum kembali ke rumahnya.

"Selain itu, pemeran pria dalam video tersebut sampai sekarang belum masuk sekolah. Kita samper ke rumahnya juga tidak ada siapa-siapa dan dikunci," kata Rikwanto.

Saat ini polisi tengah memeriksa 12 saksi, yaitu seorang penjaga sekolah, guru BP SMP 4, dan 10 siswa yang ikut merekam dan menonton video tersebut.




Editor : Ana Shofiana Syatiri
















8:53 PM | 0 komentar | Read More

Jokowi Akan Hadirkan \'Bebek-Bebekan\' di Waduk Ria Rio






JAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur DKI Joko Widodo tak setengah-setengah menata Waduk Ria Rio, Pulogadung, Jakarta Timur. Jika proses penataan taman rampung, dia akan menambahkan wisata air, yakni berupa perahu bebek di waduk.


"Ada wisata airnya, ada bebek-bebekan. Nggak cuma itu, ada uler-uleran juga," ujar Jokowi saat berkunjung ke waduk itu, Senin (21/10/2013).


Jokowi menjelaskan, masyarakat di DKI Jakarta perlu disosialisasikan pentingnya ruang terbuka hijau bagi pusat aktivitas. Salah satunya adalah dengan membuka fasilitas soal aktivitas warga di sejumlah ruang terbuka hijau, termasuk wisata air.


Dengan begitu, warga memiliki 'budaya taman', seperti dikutip dari pengamat perkotaan Universitas Trisakti, Nirwono Joga. Menurutnya budaya taman adalah kondisi masyarakat yang menjadikan taman sebagai salah satu pusat aktivitasnya sehari-hari. Mulai dari bermain, belajar hingga soal interaksi sosial.


Jokowi juga sempat melontarkan candaan bahwa warga bisa berenang di waduk seluas 8 hektar tersebut. Wartawan pun nyeletuk "enggak gatel-gatel apa Pak?"  Jokowi pun menjawab, "Lah kan ditanya, bisa dibuat berenang atau enggak, ya saya jawab iya bisa, tapi gatel-gatel," ujarnya.


Baru 20 Persen


Di waduk tersebut, Jokowi sempat berkeliling di sisi selatan, sisi yang tamannya mulai ditata. Bau tak sedap pun mengiringi langkah sang gubernur melihat sisi timur, sisi di mana sebagian rumah warga masih tampak berdiri. Sementara, di sisi sebelahnya, area waduk tampak telah bersih.


"Aduh, pusing, bau dari mana ya ini," ujar Jokowi sambil menutup hidungnya di tepi waduk tersebut.


Jokowi memprediksi, bau tersebut berasal dari sampah atau limbah yang ada di waduk tersebut. Ia mengatakan, hingga saat ini, penataan baru 20 persen rampung. Ia pun yakin jika penataan taman selesai, bau seperti itu tak tercium lagi.


Sebelumnya diberitakan, kawasan Waduk Riario akan ditata oleh empat instansi. Sisi barat, timur dan utara akan dibangun oleh Dinas Pertamanan dan Pemakaman. Sedangkan sisi selatan, akan dikerjakan oleh PT Jakarta Propertindo.  Adapun, normalisasi waduk akan dilaksanakan oleh Dinas Pekerjaan Umum. Semuanya menggunakan APBD. 





Editor : Eko Hendrawan Sofyan


















8:29 PM | 0 komentar | Read More

Perpanjang Masa Penahanan Akil dan 5 Tersangka Lain






JAKARTA, KOMPAS.com - Komisi Pemberantasan Korupsi memperpanjang masa penahanan Ketua Mahkamah Konstitusi nonaktif, Akil Mochtar selama 40 hari ke depan. Akil merupakan tersangka dalam kasus dugaan suap kepengurusan sengketa pemilihan kepala daerah yang bergulir di MK.

Selain Akil, KPK memperpanjang masa penahanan lima tersangka lainnya, yakni anggota Dewan Perwakilan Rakyat Chairun Nisa, pengusaha Cornelis Nalau, calon Bupati Gunung Mas Hambit Bintih, Tubagus Chaeri Wardana yang merupakan adik dari Gubernur Banten Ratu Atut Chosiyah, serta pengacara Susi Tur Andayani.


“Diperpanjang selama 40 hari ke depan,” kata Juru Bicara KPK Johan Budi di Gedung KPK, Jakarta, Senin (21/10/2013).

Menurut Johan, perpanjangan penahanan dilakukan terkait dengan proses penyidikan kasus tersebut. Keenam tersangka ini ditahan KPK sejak 3 Oktober 2013. Selain Cornelis dan Hambit yang ditahan di Rumah Tahanan Guntur Jakarta Selatan, empat tersangka lainnya ditahan di rumah tahanan di Gedung KPK, Jakarta.


Dalam kasus ini, Akil ditetapkan sebagai tersangka penerima suap terkait dengan penanganan sengketa pilkada di Lebak, Banten, dan Gunung Mas, Kalimantan Tengah. Untuk kasus Lebak, Akil diduga menerima Rp 1 miliar dari Tubagus melalui Susi. Sementara terkait sengketa Gunung Mas, Akil dan Chairun Nisa diduga menerima suap Rp 3 miliar dari Cornelis dan Hambit.





Editor : Hindra Liauw


















8:10 PM | 0 komentar | Read More

Anisa Beberkan Alasan Keluar dari Cherrybelle


Jakarta - Anisa Rahma akhirnya memutuskan keluar dari girlband Cherrybelle yang membesarkan namanya. Banyak yang penasaran mengapa Anisa akhirnya membuat keputusan itu.


Setelah bungkam, Anisu pun membeberkan alasannya keluar Cherrybelle. Ia mengungkapkannya tidak secara resmi, tapi melalui akun Twitter pribadinya@AnisaChibi, Senin (21/10)


"Pagii temen2 dan twibi twiboy, maaf ya.. aku gabisa nerusin lg di Cherrybelle, mau melanjutkan kuliahku yg udah tertunda slama di chibi," tulis Anisa Rahma di Twitter.


Dara 23 tahun itu menegaskan bahwa apa keputusan yang membuat personel Cherrybelle sudah dipikirkan sejak secara matang. Ia memang mengaku berat.


"Keputusan aku pastinya udh dipikirkan dan dipertimbangkan matang2 yang terbaik untuk semua. Memang berat awalnya buat nerima keputusan ini," tulisnya.


Lebih lanjut Anisa berjanji akan tetap melanjutkan karier di dunia hiburan. Namun itu akan dilakukannya setelah ia menyelesaikan bangku kuliah.


"Makasih dukungannya selama 2,5 tahun mulai dari perjalanan awal chibi debut sampe jadi sebesar ini, buat aku chibi&twibies akan slalu ada dihati aku," tutupnya.


8:07 PM | 0 komentar | Read More

China Raih Gelar Pertama di Denmark Terbuka

Written By Luthfie fadhillah on Sunday, October 20, 2013 | 8:53 PM





JAKARTA, Kompas.com - China meraih gelar juara di nomor tunggal puteri setelah  wang Yihan mengalahkan Sung Ji Hyun di babak final Denmark Terbuka Super Series Premier, Minggu (20/10/2013).

Dalam pertandingan di Odense Sports Park, Odense tersebut, Wang yang diunggulkan  di tempat kelima ini mengalahkan Sung dalam rubber game 16-21, 21-18, 22-20.

Dalam turnamen yang berlangsung sejak 15/10 ini, Sung Ji Hyun menempati unggulan keenam.

Pertandingan antara Wang dan Sung berlangsung maraton selama 1 jam 23 menit. Kedua pemain berbagi dua gim pada gim pertama dan kedua. Di gim ketiga, seilih angka juga berlangsung ketat sebelum wang menang 22-20.

Dengan hasil ini, China dan Korea sementara berbagi gelar juara di Denmark Terbuka Super Seeies Premier 2013. Sebelumnya, Korea merebut gelar juara ganda putera setelah Lee Yong Dae/Yoo Yeon Seong mengalahkan unggulan pertama asal Indonesia, Muhammad Ahsan/Hendra Setiawan 21-19, 21-16.


Sumber : tournamentsoftware



Editor : Tjahjo Sasongko















8:53 PM | 0 komentar | Read More

Ketahuan Buang Sampah Sembarangan, Denda Rp 100.000






JAKARTA, KOMPAS.com - Warga Jakarta akan dilibatkan langsung dalam pengelolaan sampah. Ke depannya, akan diterapkan reward and punishmentdalam menjaga kebersihan di Ibu Kota.

Menurut Unu, reward diberikan ke kawasan-kawasan yang bisa mengelola sampah 3R (reuse, refuse, recycle) dengan baik. Sementara di sisi lain, masyarakat yang membuang sampah sembarangan akan ditindak tegas dengan diberi sanksi.


"Sanksi yakni pidana tiga bulan dan denda Rp 100-500 ribu," kata Kepala Dinas Kebersihan DKI Jakarta Unu Nurdin, saat dihubungi, Minggu (20/10/2013).


Selain ke warga masyarakat, lanjut Unu, reward and punisment juga diterapkan di kantor-kantor perusahaan dan instansi pemerintah. Untuk perusahaan atau instansi, apabila diketahui ada yang membuang sampah di sembarang tempat, akan dikenakan denda Rp 10-50 Juta. Pengawasan dilakukan sampai ke tingkat kantor kelurahan.


Nantinya, Dinas Kebersihan akan bekerjasama dengan institusi Satuan Polisi Pamong Praja dan Polri. Penegakan itu sendiri berlandaskan Undang-Undang Nomor 18 tahun 2008 tentang Lingkungan Hidup dan Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2013 tentang Pengolahan Sampah.


"Nanti ada CCTV juga untuk pengawasan," tegas Unu.


Lebih lanjut, kata Unu, kebijakan tersebut akan diterapkan paling lambat awal Januari 2014. Sebelumnya, akan dilakukan lebih dahulu sosialisasi ke masyarakat.





Editor : Ana Shofiana Syatiri
















8:29 PM | 0 komentar | Read More

Tolak Minta Maaf soal Subur, Rahmad Merasa Dizalimi






JAKARTA, KOMPAS.com - Pengurus Perhimpunan Pergerakan Indonesia (PPI) M Rahmad menolak meminta maaf terkait beredarnya informasi penculikan Mantan Ketua Umum Partai Demokrat Subur Budisantoso oleh Badan Intelijen Negara (BIN). Sebaliknya, dia merasa dizalimi atas beredarnya informasi tersebut.

"Yang dizalimi itu saya oleh bapak-bapak yang berkomentar di media. Saya dituduh fitnah," kata Rahmad usai jumpa pers di Kantor PPI, Duren Sawit, Jakarta Timur, Minggu (20/10/2013).

Pihak yang dimaksud Rahmad antara lain juru bicaranya, Julian Aldrin Pasha, Kepala BIN Marciano Norman dan Menkopolhukam Djoko Suyanto. Menurutnya, ketiga pihak tersebut, sebagai aparat negara telah asal berkomentar di media.

"Saya rasa aneh tanggapan pedas dari mereka itu," ucap Rahmad.

Rahmad menilai, sebagai aparat negara, harusnya mereka mengkroscek dulu suatu pemberitaan sebelum mengeluarkan komentarnya. Menurutnya, berbahaya apabila aparat negara asal-asalan mengeluarkan komentarnya di media.

"Apalagi sampai mengancam akan menempuh jalur hukum segala," kata Rahmad.

Sebaliknya, pihak yang meminta maaf adalah Sri Mulyono, staf PPI yang bertugas mengantar jemput Subur. Sri mengakui adanya kesalahan informasi, yakni Subur yang dijemput oleh BIN. Menurutnya, Subur tidak dijemput, melainkan datang bersama rombongan ke kantor BIN.




Editor : Ana Shofiana Syatiri
















8:10 PM | 0 komentar | Read More

Cherrybelle Langsung Cari Pengganti Anisa Rahma


Jakarta - Hengkangnya Anisa Rahma dari girlband Cherrybelle tentunya membuat girlband asal Bandung ini kini hanya mempunyai delapan personel. Untuk itu management Cherrybelle akan segera mencari pengganti Anisa dalam waktu dekat. Hal itu diungkapkan Deddy, Manager CherryBelle saat dihubungi sejumlah wartawan, Minggu (20/10) sore.


"Cherrybelle itu kan memang bersembilan. Setelah Anisa keluar, maka otomatis kami akan segera cari personel baru," ujar Dedi .


Meski personel Cherrybelle yang lain masih berharap Anisa akan kembali masuk ke Cherrybelle, namun manajemen menilai kembalinya Anisa ke Cherrybelle amatlah kecil kemungkinannya, sehingga mereka berniat mencari personel lain.


"Kalau menurut kami, kemungkinan suatu hari Anisa kembali ke Cherrybelle agak kecil ya. Soalnya kan kami akan cari personel baru, kalau Anisa mau balik lagi nantinya, kasihan dong anggota barunya," lanjut Deddy.


Ditambahkan Deddy, hengkangnya Anisa pasti akan membuat mereka agak sedikit berbeda, karena tempat Anisa tak kan pernah tergantikan dihati anak-anak Cherrybelle.


"Keputusan kami ini bukan untuk mencari pengganti Anisa ya, kami mencari personel baru karena Chibi memang harus bersembilan. Yang pasti, posisi Anisa tidak akan pernah tergantikan oleh siapapun," tuturnya.


Seperti diberitakan sebelumnya, Anisa Rahma akhirnya resmi mengundurkan diri dari girlband yang menyanyikan lagu "Dilema" itu sejak 18 Oktober lalu. Anisa beralasan ingin kembali fokus kependidikannya.


8:07 PM | 0 komentar | Read More
techieblogger.com Techie Blogger Techie Blogger