Keputusan aktris Hollywood, Angelina Jolie untuk melakukan operasi mastektomi ganda (pengangkatan payudara) menginspirasi banyak perempuan di Inggris untuk mendapatkan tes kanker payudara genetik. Demikian menurut studi di Inggris, yang dilansir Today, Jumat (19/9).
Fenomena ini kemudian disebut sebagai "Angelina Effect" atau Efek Angelina oleh beberapa kalangan.
Jolie (39) mengumumkan operasinya pada Mei tahun lalu. Ia melakukan pengangkatan payudaranya setelah dites positif memiliki gen BRCA1, yang secara signifikan meningkatkan risiko kanker payudara.
Dia berharap kisahnya akan menginspirasi perempuan lain untuk melawan penyakit yang mengancam jiwa.
Setelah operasi pada Jolie berhasil, para peneliti mempelajari 21 klinik dan pusat genetik regional. Mereka menemukan ada 4.847 arahan dokter terhadap para perempuan Inggris untuk mendapatkan tes pengujian kanker pada Juni dan Juli tahun lalu. Jumlah ini meningkat tajam daripada yang terjadi pada 2012, yaitu hanya 1.981 permintaan saja.
Studi tentang apa yang disebut "efek Angelina", yang diterbitkan dalam Breast Cancer Research Journal, yang dihubungkan dengan penampilan Jolie yang tetap terlihat glamor setelah menjalani operasi itu.
"Angelina Jolie mungkin memiliki pengaruh besar, mungkin karena citranya sebagai wanita glamor dan kuat," kata peneliti Gareth Evans dari badan amal Genesis Breast Cancer Prevention dalam sebuah pernyataan.
"Hal ini menyebabkan berkurangnya kekhawatiran pasien tentang hilangnya identitas seksual pasca operasi pencegahan dan mendorong orang-orang yang sebelumnya tidak terlibat dengan pelayanan kesehatan untuk mempertimbangkan pengujian genetik."
Kanker payudara adalah kanker yang paling umum terjadi pada wanita di seluruh dunia. Organisasi Kesehatan Dunia memperkirakan lebih dari 521.000 wanita meninggal karena kanker payudara pada tahun 2012.
