JAKARTA, KOMPAS.com - Pada saat pengecoran pondasi Gelanggang Olahraga (GOR) Koja, Kamis (19/9/2013), pimpinan proyek, Muhammad Irvan, tidak berada di lokasi kejadian. Irvan dikatakan sedang mengurus uang penagihan di tempat berbeda. Dengan demikian, tidak ada yang mengkomando para pekerja untuk berhenti bekerja.
"Kemungkinan petugas cor tidak mendengar komando kalau sudah berlebihan," terang Kasat Reskrim Jakarta Utara, AKBP Daddy Haryadi, di GOR Koja, Jumat, (20/9/2013).
Sebelumnya Irvan menduga, ambruknya GOR disebabkan para pekerja hanya fokus mengecor pondasi di satu titik saja.
Pada saat ini, para pekerja sedang melakukan pengecoran rangka bangunan tersebut. Tiba-tiba, konstruksi kerangka atap tidak kuat menahan material cor. Kerangka tersebut akhirnya roboh dan menimpa para pekerja.
Akibat rubuhnya bangunan itu, enam pekerja mengalami luka-luka. Empat korban sudah diperbolehkan pulang ke rumahnya masing-masing, sementara dua orang korban masih dirawat di Rumah Sakit Pelabuhan, Semper, Jakarta Utara.
Setelah pengecekan dan pengobatan oleh dokter, empat dari enam orang korban sudah diperbolehkan untuk pulang. Mereka yang disebut hanya mengalami luka ringan yaitu Ahmat Sulistiono (25) dengan luka memar di lengan kanan memar, Kamir (49) dengan luka memar di kedua kakinya, Ngadiono (26) dengan luka memar kaki kanan dan kiri, dan Rianto (19) dengan luka kecil di pinggang.
Sementara itu, dua korban lain masih harus menjalani rawat inap adalah Suwandi (29) dengan luka memar di sekujur tubuh. Ia merupakan korban terakhir yang dievakusi pada Kamis pukul 21.00.
Seorang lainnya adalah Ilyas (46), yang menderita luka pada pingang.
Editor : Hindra Liauw
Anda sedang membaca artikel tentang
Saat GOR Koja Ambruk, Pimpinan Proyek Tak di TKP
Dengan url
https://malariamosquito.blogspot.com/2013/09/saat-gor-koja-ambruk-pimpinan-proyek.html
Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya
Saat GOR Koja Ambruk, Pimpinan Proyek Tak di TKP
namun jangan lupa untuk meletakkan link
Saat GOR Koja Ambruk, Pimpinan Proyek Tak di TKP
sebagai sumbernya
0 komentar:
Post a Comment