JAKARTA, KOMPAS.com- Hasil pemantauan Tim Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia (PDHI) Cabang DKI Jakarta selama dua hari, Jumat dan Sabtu (27/10/2012) menunjukkan bahwa masyarakat masih kurang memperhatikan kebersihan dalam mengelola daging kurban. Metode pemotongan hewan juga kurang memperhatikan kesejahtaraan hewan, yaitu kurang beradab. Tim PDHI DKI Jakarta, masih menemui daging kurban yang kotor tercemar oleh kotoran hewan, tanah, rumput, batu dan kotoran lainnya.
"Kondisi daging yang tidak higienis akan menurunkan kualitas daging, daging menjadi cepat membusuk dan bahkan bisa menularkan penyakit," kata Drh Amir Mahmud, anggota Tim PDHI DKI Jakarta, yang menyampaikan hasil pemantauan PDHI DKI Jakarta kepada Kompas, Sabtu (27/10/2012). PDHI DKI Jakarta, Dinas Kelautan dan Pertanian DKI Jakarta, dan Fakultas Kedokteran Hewan Institut Pertanian Bogor (FKH IPB) secara rutin terjun ke lapangan untuk memantau kesehatan hewan kurban.
PDHI DKI Jakarta menurunkan 40 dokter hewan untuk memantau pemotongan hewan kurban di seluruh wilayah DKI Jakarta, termasuk Kepualuan Seribu. Menurut PDHI DKI Jakarta, pencemaran daging kurban terjadi karena proses pengulitan dan pemisahan jerohan yang kurang baik, terutama pada sapi. Pada kambing relatif lebih baik. Hal ini karena keterbatasan sarana di lapangan di mana saat pengulitan kambing bisa dilakukan dengan cara menggantung, sedangkan untuk sapi akan kesulitan menggantungnya. Banyak tempat pemotongan di Jakarta dilakukan secara ala kadarnya, dengan memotong dan menguliti di atas tanah atau rumput.
"Semestinya mulai dipikirkan bagaimana melakukan pemotongan hewan di atas alas yang bersih, misalnya lantai keramik atau paving block," kata Amir. Proses pemotongan yang rutin berlangsung setiap tahun ternyata masih kurang dipikirkan dan dipersiapkan dengan baik. Menurut PDHI DKI Jakarta, pemotongan kurban juga hendaknya memenuhi empat kaidah yaitu halal, sehat, higienis, dan beradab.
"Selama ini kita hanya fokus pada halal dan sehat saja, sedangkan faktor higiene (kebersihan) dan beradab kurang diperhatikan," kata Amir. Dari segi kesehatan hewan kurban, selama ini termasuk cukup baik. Sejauh ini tidak ditemukan penyakit berbahaya. Dari segi kesejahteraan hewan (animal welfare) juga kurang menjadi perhatian. Padahal, kondisi hewan yang stres akan mempengaruhi kualitas daging, menjadi lebih alot. "Sebaiknya saat dipotong hewan yang menunggu giliran tidak menyaksikan kawannya dipotong. Hewan mulai dikuliti saat benar-benar telah mati," kata Amir. Pada penampungan hendaknya ditempatkan di tempat yang aman dan nyaman terlindung dari sinar matahari dan hujan, tersedia cukup pakan dan air minum.
Editor :
Tjahja Gunawan Diredja
Anda sedang membaca artikel tentang
Pemotongan Hewan Kurban Kurang Memperhatikan Kebersihan
Dengan url
https://malariamosquito.blogspot.com/2012/10/pemotongan-hewan-kurban-kurang.html
Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya
Pemotongan Hewan Kurban Kurang Memperhatikan Kebersihan
namun jangan lupa untuk meletakkan link
Pemotongan Hewan Kurban Kurang Memperhatikan Kebersihan
sebagai sumbernya
0 komentar:
Post a Comment