Operasi Sajadah, Pengalaman Terbesar Jenderal Moeldoko

Written By Luthfie fadhillah on Wednesday, August 21, 2013 | 8:10 PM






JAKARTA, KOMPAS.com
- Calon Panglima TNI Jenderal Moeldoko menyampaikan pengalaman terbesarnya selama mengabdi di kesatuan TNI. Ia mengakui, kisruh Ahmadiyah di Cikeusik, Banten, merupakan tantangan berat selama dirinya mengabdi sebagai anggota TNI.

Saat itu, Moeldoko masih menjabat sebagai Pangdam III Siliwangi. Untuk menghadapi kerusuhan itu, Moeldoko mengaku mempelajari penyebab masalah sebelum membuat keputusan. Berdasarkan pengalamannya, ada dua hal yang memicu kerusuhan di Cikeusik, yakni mengenai aqidah jemaat Ahmadiyah, dan komunikasi buruk antara jemaah Ahmadiyah dengan warga lainnya.

Ia menyampaikan, dirinya tak mencampuri urusan aqidah jemaah Ahmadiyah. Terkait komunikasi yang buruk, Moeldoko memutuskan membuat kanalisasi lantaran orang non-Ahmadiyah mencurigai jemaah Ahmadiyah.

Setelah mengetahui penyebab kerusuhan, akhirnya Moeldoko membuat sebuah konsep untuk mengkanalisasi semua warga. Lebih jauh, ia juga mengingatkan pada warga setempat untuk menyamakan ajaran Nabi Muhammad SAW tentang ajaran kasih sayang dan tidak saling melukai.

"Sebuah pukulan dalam kepemimpinan saya. Saya melarang orang-orang melakukan kekerasan terhadap Ahmadiyah, terhadap masjid maupun orangnya. Perusakan masjid dengan bom molotov harus dihentikan," kata Moeldoko dalam rapat uji kelayakan dan kepatutan calon Panglima TNI, di Komisi I DPR, Jakarta, Rabu (21/8/2013).

Waktu itu, Moeldoko juga mengajak warga non Ahmadiyah untuk menggelar sajadah di masjid Ahmadiyah. Baginya, hal itu merupakan ajakan moral agar warga non Ahmadiyah mau dan dapat memahami tentang Ahmadiyah.

"Pertanyaannya, apakah boleh (non Ahmadiyah) menggelar sajadah di (masjid) Ahmadiyah? Boleh, karena adanya kesepakatan dengan Ahmadiyah mereka mengatakan terbuka," ujarnya.

Gagasan tersebut, kata Moeldoko, disampaikan juga pada kepala daerah, kepala polda, dan semua pihak yang berwenang. Menurutnya, semuanya mengapresiasi dan menyetujui gagasannya. Ia juga mengajak anggota TNI dan Polri untuk terlibat. Dengan demikian, TNI dan Polri dapat menjadi penengah bila terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.

Namun, kenyataan di lapangan tak berjalan mulus. Moeldoko mengatakan sempat ada sedikit perselisihan antara jemaah Ahmadiyah dan non Ahmadiyah terkait kewenangan yang menjadi imam saat ibadah di masjid Ahmadiyah.

"Waktu itu pakai pakaian dinas kita masuk ke masjid mengawal mereka. Tapi akhirnya berjalan dengan baik," tegasnya.

Pria yang akan segera dilantik menjadi Panglima TNI ini mengaku tak peduli banyaknya gunjingan tentang operasi sajadah. Pasalnya, ia fokus menyelesaian kerusuhan di Cikeusik dan memastikan tak ada kekerasan pada warga Ahmadiyah.

"Saya memiliki risiko tinggi, high risk, high cost. Buktinya saya pindah (dari) Pangdam Jaya langsunh menjadi jenderal bintang tiga," tandasnya.




Editor : Hindra Liauw
















Anda sedang membaca artikel tentang

Operasi Sajadah, Pengalaman Terbesar Jenderal Moeldoko

Dengan url

http://malariamosquito.blogspot.com/2013/08/operasi-sajadah-pengalaman-terbesar.html

Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya

Operasi Sajadah, Pengalaman Terbesar Jenderal Moeldoko

namun jangan lupa untuk meletakkan link

Operasi Sajadah, Pengalaman Terbesar Jenderal Moeldoko

sebagai sumbernya

0 komentar:

Post a Comment

techieblogger.com Techie Blogger Techie Blogger