Sari Narulita Kenang Masa Lalu lewat "Road to Love"

Written By Luthfie fadhillah on Friday, February 6, 2015 | 8:07 PM


Jakarta - Karya kedua Sari Narulita yang menandai come back-nya ke dunia penulisan fiksi terwujud dalam novel berjudul Road to Love. Masih mengambil tema cinta, kali ini Sari menceritakan kehidupan percintaan Tara, seorang aktris yang berlatar di Moskwa, New York, dan Bali.


"Dalam Road to Love, pengalaman perjalanan saya ikut menginspirasi lokasi-lokasi perjalanan yang dilalui Tara," ujar Sari dalam peluncuran buku Road to Love, di Artotel Hotel, Jakarta, Jumat (6/2).


Pernah membintangi 36 judul film, menjadi bekal yang cukup baginya untuk dapat menggambarkan kehidupan seorang aktris. Selain itu, pengalamannya yang juga pernah menjadi seorang jurnalis memberinya banyak kesempatan hadir dalam berbagai acara dan menjelajahi berbagai negara. Ini menjadi bekalnya untuk mengembangkan imajinasi dalam berkarya.


"Dia punya kekuatan sebagai penulis senior yang berpengalaman. Ia juga selalu ikuti perkembangan zaman jadi generasi muda bisa paham maksud tulisannya. Yang utama adalah kekayaan setting dalam novelnya. Ia bisa jelaskan mengenai pekan film di Moskwa. Tidak semua orang bisa melakukannya. Ini karena pengalamannya sebagai bintang film," ujar penulis novel, Andrei Aksana, yang menjadi salah satu pembicara dalam peluncuran buku Road to Love.


Diakui Sari, meski punya bekal pengalaman menjadi aktris, dalam menulis ia kerap membutuhkan suasana yang mendukung untuk mendapat inspirasi. Baginya suasana dapat mendukung kelancaran proses penulisan novelnya.


"Saya selalu cari suasana yang indah. Tujuannya supaya dapat inspirasi. Kurang lebih dua bulan saya mengerjakan novel ini," ujar Sari.


Selain Andrei Aksana, hadir dalam peluncuran buku ini sebagai pembicara, aktris Feby Febiola dan pemimpin redaksi majalah Esquire Indonesia, Dwi Sutarjantono.


Bagi Feby yang juga menekuni dunia aktris, novel Road to Love ini cukup mewakili kehidupannya. Selain itu ia juga menganggap novel ini dapat dijadikan oleh pria sebagai panduan cara memahami wanita.


"Sebagian besar kejadian di novel ini juga pernah saya alami. Cukup mewakili peran seorang aktris. Novel ini juga merupakan cara mudah untuk memahami wanita," ujar Feby Febiola.


Senada dengan yang diungkapkan Feby, Dwi Sutarjantono juga berpendapat bahwa novel ini cocok diberikan kepada pria agar lebih mengerti wanita. Baginya banyak kebiasaan-kebiasaan wanita yang tak mudah dipahami oleh pria tergambar dalam novel ini.


"Saya sudah baca dua kali. Menurut saya pria bisa belajar cara memahami wanita. Banyak ucapan wanita yang justru sebenarnya berlawanan artinya dengan yang mereka ucapkan. Semua itu tergambar lewat novel ini," ujar Dwi.


Sebelumnya, pada pertengahan 2014, Sari lebih dulu menerbitkan kumpulan cerpen berjudul Damn! Lebih Indah dari Cinta. Berbeda dengan novel sebelumnya, pada novel terbarunya ini ia fokus menceritakan satu kisah seorang perempuan yang menemukan cinta di tiga kota di belahan bumi yang berbeda.


Novel setebal 224 halaman ini ini bisa didapatkan dengan harga Rp 50.000 di toko-toko buku terkemuka.


Penulis: Astari Fitria Putri/EPR


Anda sedang membaca artikel tentang

Sari Narulita Kenang Masa Lalu lewat "Road to Love"

Dengan url

https://malariamosquito.blogspot.com/2015/02/sari-narulita-kenang-masa-lalu-lewat-to.html

Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya

Sari Narulita Kenang Masa Lalu lewat "Road to Love"

namun jangan lupa untuk meletakkan link

Sari Narulita Kenang Masa Lalu lewat "Road to Love"

sebagai sumbernya

0 komentar:

Post a Comment

techieblogger.com Techie Blogger Techie Blogger