Jakarta - Di tengah maraknya film-film Korea, Thailand, dan Hollywood yang tayang di televisi maupun bioskop, penyedia layanan konten televisi berlangganan yang memutar film Mandarin dan Asia, Celestial Movies, menggelar kampanye "I Love Hong Kong Movies!". Menurut pihak Celestial Movies, ada beberapa hal yang membuat film Hong Kong -yang sempat lesu di awal 2000-an- tetap ada di hati pencinta film, termasuk masyarakat penikmat film di Indonesia.
Menurut Senior Vice President Marketing Celestial Tiger Entertainment Limeted Andy Chang, salah satu kelebihan pada film-film Hong Kong adalah pada aksi-aksi aslinya. "Jackie Chan pernah mengaku dalam sebuah wawancara dengan media, bahwa dia melakukan aksi-aksi berbahayanya sendiri, tanpa pemeran pengganti. Meski banyak aktor Hong Kong lain yang menggunakan pemeran pengganti, namun pemeran itu melakukannya langsung, tanpa rekayasa komputer. Keaslian dan kementahan hal ini yang kemudian membuat film-film Hong Kong terlihat nyata dan selalu dikangeni," kata Chang.
Koreografi aksi dari film-film karya Hong Kong adalah hal-hal yang membuatnya ikonik. Bila film Bollywood dikenal dengan tarian dan nyanyiannya, Hollywood dengan grafis komputernya, atau Jepang dengan dramanya, maka Hong Kong punya kekhasan pada koreografi aksinya. Momentum pada aksi perkelahian yang ditampilkan di film-film Hong Kong kebanyakan nyata, tidak banyak direncanakan, imbuh Chang. Ini yang membuatnya terlihat tidak dipaksakan.
"Koreografi laga yang ada di film-film Hong Kong sangat ikonik. Beberapa bahkan ditiru oleh film-film Hollywood. Perlu diketahui, aksi tembakan dengan satu pistol di masing-masing tangan itu awal mulanya datang dari film Hong Kong. Gerakan silat film-film Hollywood juga banyak terinspirasi dari film Hong Kong, bahkan gaya dingin/cool dari para gangster juga banyak dicontoh dari gaya para mafia di film Hong Kong," kata Chang.
Demikian pula komedi dari Hong Kong juga punya genre tersendiri, imbuh Chang. "Contoh saja film-film yang diperani atau diproduksi oleh Stephen Chow. Komedinya punya tipe tersendiri. Agak tidak punya pesan apa-apa, tetapi tetap bisa membuat orang tertawa. Itu juga sangat spesial, dan tak ada di tempat lain," ungkapnya.
Hal lain yang membuat film-film Hong Kong spesial di hati penggemarnya adalah para bintangnya. "Ada sebagian orang yang menonton film karena ingin melihat efek khusus atau ceritanya. Tetapi ada juga orang yang sengaja menonton film Hong Kong karena bintang-bintangnya. Ada yang suka pada Chow Yun Fat, Jackie Chan, Stephen Chow, Andy Lau, Aaron Kwok, dan lainnya," kata Chang.
Di tahun 1970-1980-an, film-film Hong Kong sangat digemari di kawasan Asia. Sangat diminati, sampai sering diputar berulang kali di layar televisi, termasuk di Indonesia. Namun, seiring waktu, posisi itu tergantikan oleh film-film dari negara-negara lain. "Masalahnya, segala hal berjalan bak ombak. Termasuk pula pada film-film kreasi Hong Kong. Di tahun akhir 1990-an, perfilman Hong Kong memang sempat lesu. Ada banyak perubahan di akhir dekade itu dan awal 2000-an. Terutama ketika ada transisi pemerintahan yang berpindah ke Tiongkok," jelas Chang.
Namun, saat ini, ada banyak film-film Hong Kong yang kembali diproduksi, dengan biaya yang lebih besar, mengikuti perkembangan teknologi perfilman pula. Menurut Chang, tak hanya perfilman di Hong Kong yang mengalami perubahan naik-turun semacam ini, perfilman di negara-negara asing juga pasti mengalami hal yang sama. Akan ada naik dan turun. "Saat ini, kesukaan terhadap film-film produksi Hong Kong di Indonesia sedikit redup, karena itu, kami ingin mengembalikannya lagi, lewat kampanye 'I Love Hong Kong Movies'," jelas Chang.
Di kampanye ini, jelas Chang, mulai dari 7-28 September 2014, Celestial Movies akan memutar kembali film-film blockbuster dari Hong Kong setiap hari Minggu pukul 20.00 WIB. Film-film yang dihadirkan adalah perdana di televisi Asia. Dimulai dengan film The Monkey King (Donnie Yen, Chow Yun Fat, Aaron Kwok), lalu The Fox Lover, Once Upon a Time in Shanghai, dan The Constable.
Masih dalam kampanye "I Love Hong Kong Movies!", Celestial Movies akan menayangkan film-film Hong Kong ikonik terbesar dari era 1980-1990-an, kemudian diikuti dengan film-film yang terinspirasi atau terkait film tersebut setelahnya. Mulai dari Sabtu (6/9), program tayangan back-to-back ini akan disiarkan pada pukul 18.00 dan 20.00 WIB. Film-film yang akan tayang adalah: A Better Tomorrow diikuti The White Storm, Police Story diikuti Police Story 2013, Lifeline diikuti As the Light Goes Out, dan God of Gamblers diikuti From Vegas to Macau.
Celestial Movies diputar di Indovision, Top TV, Okevision, Telkomvision, Groovia, Orange TV, Aora, Skynindo, Topas TV, dan K-Vision.
Anda sedang membaca artikel tentang
Hal-hal yang Membedakan Film Produksi Hong Kong dari Lainnya
Dengan url
https://malariamosquito.blogspot.com/2014/08/hal-hal-yang-membedakan-film-produksi.html
Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya
Hal-hal yang Membedakan Film Produksi Hong Kong dari Lainnya
namun jangan lupa untuk meletakkan link
Hal-hal yang Membedakan Film Produksi Hong Kong dari Lainnya
sebagai sumbernya
0 komentar:
Post a Comment