Jakarta - Film "Selamat Pagi, Malam" adalah film terbaru garapan rumah produksi Kepompong Gendut yang berusaha mengangkat pergumulan tiga perempuan Jakarta yang hidupnya berubah pada suatu malam dan mengalami pencerahan untuk kembali pada identitas mereka masing-masing.
Gia (32 tahun, diperankan Adinia Wirasti) yang telah lama menetap di New York tidak merasa Jakarta sebagai rumahnya saat dia harus kembali ke Indonesia.
Dia mengalami "reverse culture shock" saat melihat satu orang harus memiliki dua bahkan tiga "gadget", dinilai aneh bila tidak punya ponsel Blackberry, apalagi melihat kesibukan orang memamerkan barang-barang mewah di media sosial.
Baginya semua itu sudah tidak "makes sense" untuknya yang biasa hidup "simple" dan apa adanya saat berada di New York.
Apalagi saat dia bertemu Naomi (32 tahun, diperankan Marissa Anita), kekasihnya di New York yang telah lebih dulu kembali ke Jakarta . Naomi yang dia kenal bukan lagi Naomi saat di New York. Dia sudah berubah dan membaur dengan kemunafikan gaya hidup kelas atas Jakarta.
Gia merasa "rumah lamanya" itu sudah tidak ada lagi.
Sementara Indri (24 tahun, diperankan Ina Panggabean) adalah gadis ndeso yang berjuang hidup di Jakarta walau tak punya bakat yang menonjol.
Sehingga dia berpikir bagaimana agar dirinya bisa memiliki status di Jakarta. Kisah dirinya seperti seorang "social climber" yang ingin menaikkan statusnya dengan memiliki seorang pria idaman.
Dari hidup pas-pasan sebagai penjaga handuk di suatu tempat gym, dia akhirnya menemukan seorang pria kaya lewat ponsel pintar yang dibayar dengan cicilan. Namun, pria itu ternyata tak sesuai dengan harapan hatinya.
Di tempat lain, ada Ci Surya (48 tahun, diperankan Dayu Wijanto), seorang ibu rumah tangga yang kehilangan statusnya sendiri. Setelah menikah, dia dikenal dengan nama suaminya, Surya, seorang pengusaha sukses.
Setelah suaminya meninggal, dia seperti kehilangan pegangan dan kehilangan gairah melanjutkan hidupnya. Apalagi ketika suatu hari dia mendapati mendiang suaminya ternyata memiliki selingkuhan yang selama ini tersimpan dengan rapat.
Film ini disutradarai oleh Lucky Kuswandi, yang menggarap cerita film ini selama delapan tahun melalui observasi dan pengalaman pribadinya setelah pulang bersekolah dari Amerika Serikat.
Walau film ini didominasi oleh karakter perempuan, tapi sebenarnya ingin menggambarkan cuplikan gambaran kehidupan asli Jakarta.
Lucky membuat cerita ini dengan ringan dan jujur melalui berbagai tingkah laku orang Jakarta yang kadang dipenuhi dengan kepalsuan, suka pamer dan ketidakjelasan.
Sampai akhirnya masing-masing dari mereka menemukan titik balik dan keadaan mengkondisikan untuk mengambil pilihan.
Bagaimana kelanjutan kisah Gia, Indri dan Ci Surya menghadapi segala perubahan hidup yang mereka hadapi di Jakarta? Mungkin ini bisa menjadi tontonan Anda di akhir pekan.
Anda sedang membaca artikel tentang
"Selamat Pagi, Malam", Tiga Perempuan Mencari Status di Ibu Kota
Dengan url
https://malariamosquito.blogspot.com/2014/06/pagi-malam-tiga-perempuan-mencari.html
Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya
"Selamat Pagi, Malam", Tiga Perempuan Mencari Status di Ibu Kota
namun jangan lupa untuk meletakkan link
"Selamat Pagi, Malam", Tiga Perempuan Mencari Status di Ibu Kota
sebagai sumbernya
0 komentar:
Post a Comment