Sampah Banjir Menumpuk, Warga Kota Bambu Marah

Written By Luthfie fadhillah on Thursday, January 24, 2013 | 8:29 PM


JAKARTA, KOMPAS.com - Tumpukan sampah di Kota Bambu Utara, Palmerah, Jakarta Barat, menghalangi hampir separuh Jalan KS Tubun. Sampah tersebut berasal dari banjir akibat jebolnya tanggul Kanal Banjir Barat beberapa hari lalu.


"Di depan jalan belum ada tindakan pengangkutan sampah. Kemarin sempat ada truk sampah di depan jalan, tapi pengangkutannya tidak dilakukan maksimal. Apalagi sampah lebih banyak di dalam gang-gang rumah warga," kata Slamet, warga Kota Bambu Utara di Palmerah, Kamis (24/1/2013).


Slamet menambahkan, akibat timbunan sampah itu, kendaraan sulit melintas di jalan tersebut sehingga menimbulkan kemacetan. Selain itu, bau sampah juga mengganggu kesehatan pada masyarakat sekitar.


Slamet mengatakan, jika sampah-sampah itu belum bisa ditangani dan menyebabkan penyakit, ia bersama warga lain berencana membuang sampah di kantor Kelurahan Kota Bumi Utara. Selain supaya cepat dibersihkan, tindakan ini dilakukan agar pemerintah setempat tidak bertele-tele dalam mengurus sampah di pemukiman masyarakat.


"Sudah seminggu sampah ini di pinggir-pinggir jalan dan tidak dibersihkan. Makanya, kami sudah tidak bisa tinggal diam lagi," kata Slamet.


Sementara itu, Kamso selaku Lurah Kota Bambu Utara mengatakan, timnya sudah mencoba membereskan sampah sejak banjir surut. Akan tetapi, akses menuju lokasi pemukiman warga mempersulit mobil pengangkut sampah karena mobil tidak bisa mengangkut dari dalam kawasan permukiman. "Supaya bisa cepat diangkut, kita minta warga keluarkan sampah ke depan jalan," kata Kamso.


Kepala Sie Operasi Penanggulangan Sampah Dinas Kebersihan Jakarta Barat Made Indrayasa mengatakan, sampah tersebut menumpuk karena banjir baru surut pada Selasa (22/1/2013). Oleh karena itu, pengangkutan sampah baru bisa dilaksanakan pada Rabu (23/1/2013) kemarin. Selain itu, lokasi tumpukan sampah di gang-gang sempit dalam permukiman penduduk membuat truk-truk pengangkut sampah sulit menjangkaunya.


"Untuk sementara, kita sudah siapkan 10 mobil pikap yang bisa menampung 5 kubik sampah. Satu mobil kecil, mobil pengangkut sampah, bisa bolak-balik dari gang ke jalan besar sekitar 50 kali," kata Made.


Made mengatakan, dengan mengangkut sampah dari dalam gang ke jalan besar menggunakan mobil bak terbuka, sampah tersebut bisa dengan mudah diangkut kembali oleh truk untuk dibuang ke Bantar Gebang. "Sampah-sampah yang di dalam gang dikeluarin dulu ke jalan raya supaya mudah angkut ke truknya," ujarnya.


Ia menyatakan, sampah di Jatipulo akan dikumpulin di Jalan Semangka. Adapun sampah yang menumpuk di Kota Bambu Utara akan dipindahkan ke Jalan KS Tubun. Pengangkutan ke tempat pembuangan sampah di Bantar Gebang akan dilakukan pada malam hari dengan menggunakan 8 tronton yang bisa memuat sampah sebanyak 25 meter kubik. Menurut Made, sampah yang menutup jalan di tempat-tempat bekas lokasi banjir baru bisa dibersihkan dalam jangka waktu satu minggu. Adapun untuk bersih secara menyeluruh baru bisa membutuhkan waktu selama satu bulan.












Anda sedang membaca artikel tentang

Sampah Banjir Menumpuk, Warga Kota Bambu Marah

Dengan url

http://malariamosquito.blogspot.com/2013/01/sampah-banjir-menumpuk-warga-kota-bambu.html

Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya

Sampah Banjir Menumpuk, Warga Kota Bambu Marah

namun jangan lupa untuk meletakkan link

Sampah Banjir Menumpuk, Warga Kota Bambu Marah

sebagai sumbernya

0 komentar:

Post a Comment

techieblogger.com Techie Blogger Techie Blogger