DPR: Rumah Sakit untuk Pasien, Bukan Komersialisasi

Written By Luthfie fadhillah on Thursday, December 27, 2012 | 8:10 PM


JAKARTA, KOMPAS.com — Sebuah rumah sakit seharusnya lebih mengutamakan kepentingan pasien ketimbang kepentingan komersial, seperti lokasi shooting sinetron, satu hal yang dinilai tidak patut dilakukan oleh kru film "Love in Paris" dan pihak Rumah Sakit Ibu Anak (RSIA) Harapan Kita.


"Bagaimana bisa sebuah rumah sakit yang harusnya mengutamakan kepentingan pasien justru mencari pendapatan tambahan dengan menyewakan ruang perawatan?" ujar anggota Komisi IX DPR dari Fraksi Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Okky Asokawati, Kamis (27/12/2012), dalam siaran pers yang diterima wartawan.


Okky mengaku prihatin dan mengecam tindakan yang dilakukan pihak rumah sakit. Terlebih, pasien sakit tidak mengenal hari-hari libur. Ia menuntut Direktur Utama RSIA Harapan Kita untuk bisa mempertanggungjawabkan tindakannya itu.


"Saya menuntut Dirut RS Harapan Kita untuk bisa menjelaskan dan bertanggung jawab terhadap kasus ini. Keberadaan RS itu untuk melayani pasien, bukan untuk komersialisasi seperti itu," imbuhnya lagi.


Diberitakan sebelumnya, ruang ICU RSIA Harapan Kita yang seharusnya steril digunakan sebagai tempat shooting sinetron "Love in Paris" yang tayang di SCTV. Ruangan shooting tersebut bercampur dengan tempat perawatan medis anak yang berpenyakit serius sehingga mengganggu kenyamanan pasien.


Kurnianto Ahmad Syaiful (47), orangtua Ayu Tria (9), penderita leukemia sejak usia dua tahun, mengungkapkan bahwa dirinya agak terganggu dengan kegiatan shooting tersebut. Ayu masuk rumah sakit karena diare yang cukup serius sehingga diharuskan masuk ke ruangan ICU rumah sakit.


"Semalam anak saya ngedrop jam setengah enam, kemudian saya bawa ke RSIA Harapan Kita sampai habis Maghrib mau Isya. Sampai RS langsung ditangani di UGD. Setelah dicek, ada pembuluh darah pecah. Dokternya nyaranin ke ICU. Sampai ICU agak sedikit kurang nyaman karena dalam ruangan di pakai shooting," kata Kurnianto, Kamis (27/12/2012).


Di dalam ruangan tersebut, kata dia, penjenguk harus menggunakan pakaian steril, sedangkan kru film masuk-keluar ruangan tanpa menggunakan pakaian steril. Sekitar pukul 01.30 WIB, di luar ruangan, masih ada persiapan shooting, dari ruang UGD yang berada di lantai 1 sampai ke ruang pintu masuk ICU dan dipasang lampu sorot.


Kru film juga berlalu-lalang di ruang Wijaya Kusuma sehingga pasien terganggu. Bahkan, penunggu pasien dialihkan ke pintu samping ruangan. Kurnianto mengungkapkan, pukul 01.30, dia dipanggil dokter dan mengatakan anaknya sudah koma. Jantung di monitor sempat berhenti sampai pukul 02.30, kemudian dokter minta maaf karena tidak bisa menyelamatkan nyawa anak bungsunya tersebut.


Baca pula:
YPKKI : Keluarga Ayu dapat Tuntut RS Harkit
Sutradara "Love in Paris": Pasien Masuk ICU Sesudah "Shooting"
Menkes: Jika Dipakai "Shooting", Rumah Sakit Akan Kena Sanksi


Selengkapnya, baca di topik pilihan:
RUANG ICU JADI LOKASI SYUTING












Anda sedang membaca artikel tentang

DPR: Rumah Sakit untuk Pasien, Bukan Komersialisasi

Dengan url

http://malariamosquito.blogspot.com/2012/12/dpr-rumah-sakit-untuk-pasien-bukan_27.html

Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya

DPR: Rumah Sakit untuk Pasien, Bukan Komersialisasi

namun jangan lupa untuk meletakkan link

DPR: Rumah Sakit untuk Pasien, Bukan Komersialisasi

sebagai sumbernya

0 komentar:

Post a Comment

techieblogger.com Techie Blogger Techie Blogger